Minggu, 08 Juli 2012

WASPADA

Jodoh adalah rezeki yang sudah ditetapkan oleh Allah, pasti tidak akan terttukar, tenang saja. Yang bisa diupayakan adalah saat kita dipertemukan dengannya, apakah dalam kondisi terbaik dan dengan cara terbaik???

Oleh karena itu, perbaiki diri kita dari sekarang. Dan wanita memang harus ekstra berhati – hati, karena wanita itu sangat peka. Jika ada keanehan sedikit yang kamu temukan dalam diri lawan jenismu maka kamu boleh yakin 90% dengan ketajaman instingmu itu benar, jika untuk masalah ini. Bisa dengan banyaknya perhatian, pernah memberimu challenge. Karena memang sudah disetting Allah seperti itu. Kenapa??

Karena wanita itu lebih kuat dan mampu mengendalikan diri. Hal ini sama seperti syari’at hijab diwajibkan untuk wanita, padahal yang perlu menutup matanya bukan wanita melainkan lawan jenisnya. Begitupula untuk masalah ini, wanita punya sensor yang lebih peka dari lawan jenisnya untuk melihat adanya berbagai ancaman bahaya yang akan menyerangnya. Harusnya memang bisa lebih mengendalikan diri. Tetapi tidak sedikit wanita yang akhirnya terkena virus merah jambu itu karena dia tidak dapat mengendalikan dirinya itu. Mulai dari sekarang jika melihat sinyal itu, segera jaga jarak dengan sasaran kita. Karena, bukan masalah hatinya yang salah tetapi prosesnya yang salah, sebagaimanapun kondisinya biarlah kekaguman kita itu tersimpan dalam hati, ingat teori pertama, jodoh itu pasti datang menjemput kita. Yang salah itu bukan kekaguman kita terhadap seseorang, tetapi tindakan yang dilakukan setelah kekaguman itu terjadi. Bagi kalian yang sudah siap dengan segala yang terjadi, sah saja jika ini diutarakan tapi tetap melalui perantara bukan kamu yang langsung bilang. Karena Siti Khadijah juga bersikap demikian. Tetapi kamu niatkan itu untuk menggenapkan setengah agamamu, bukan yang lain. Dan harus siap dengan segala resikonya, tentunya sudah istikharah terlebih dahulu.

Dan tidak ada hubungan sebelum akad, yang perlu dilakukan adalah solusi diatas. Karena, menyiksa diri itu tidak baik. Maka jika hatimu itu sudah terpaut dengan makhluk-NYA maka segeralah lakukan istikharah. Rasa itu tidak dapat dipungkiri dan sah saja, karena itu fitrah, ingat yang salah itu bukan perasaan tetapi tindakan setelah perasaan itu terjadi. Hal ini yang biasanya bertentangan dengan syari’at, karena tidak ada hubungan yang terjadi sebelum akad itu terucap. Maka siapkanlah diri dari sekarang, mantapkanlah, dan istikharahlah jika rasa itu sudah terjadi jangan sampai terjadi hubungan sebelum akad tersebut.

Jika dengan mendiamkan, kita jadi lebih memperbaiki diri dan ridha dengan segala keputusan Allah, maka diamkanlah perasaan itu dan berdo’alah supaya terhindar dari perbuatan maksiat. Tetapi, jika dengan menindaklanjuti perasaan kita membuat hati kita menjadi tenang, terjaga dan baik ibadahnya, hal ini juga suatu kebaikan bukan keburukan. Tentunya melalui perantara. Dua – duanya mengandung keutamaan masing – masing. Bukan “apa”nya tetapi “mengapa”nya yang harus diperhatikan.

Kita harus tetap semangat, dan tetap gunakan energi kita untuk melakukan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dan diri kita sendiri. Tetap bekali ilmu kita tentang hal tersebut dengan banyak membaca buku bertopik pernikahan ataupun yang lainnya. Misalnya, jalan cinta para pejuang, dan buku – bukunya Anis Matta dan Cahyadi Takariawan banyak yang bertemakan tentang topik tersebut, tinggal pilih sesuai dengan kebutuhanmu. Karena hal tersebut bisa dijadikan bekal kita untuk menghadapi masalah tersebut. Kita boleh memendam perasaan, tetapi perasaan itu tetap minta dihidupi bagi pejuang seperti kita. Cinta hanya bisa dihidupi dengan iman, sedangkan pohon iman baru bisa menjulang dan menghunjam di tanah ilmu. Jadi, cinta Pertama kita adalah iman, kedua adalah ilmu, ketiga baru yang lain. Hukum tentang hati kita adalah milikilah yang kamu cintai atau cintailah yang kamu miliki, jangan memiliki yang tidak bisa kamu cintai dan jangan mencintai yang tidak bisa kamu miliki.
Mencintai yang kita miliki itu adalah Kewajiban , sedangkan memiliki yang kita cintai itu adalah takdir yang belum pasti (masih samar – samar dan hanya Allah yang mengetahuinya). Jadi??? Ya tinggal pilih saja salah satunya. Karena kita juga manusia biasa, Cuma walau bagaimanapun kita harus mampu mempertahankan diri. Masih banyak belajar, dan mencoba mengamalkan apa yang kita pelajari, bukan hanya sekedar belajar saja, tetapi harus diamalkan.

Ada sebuah teori menyebutkan bahwa dalam 100 hari kita berhubungan dengan lawan jenis, entah itu komunikasi (lewat media apapun) ataupun pertemuan – pertemuan formal ataupun informal yang intens (kegiatan apapun yang disana ada ikhwan dan akhwatnya) jika sering dalam waktu 100 hari salah satu atau salah dua dari kedua makhluk tersebut akan ada perasaan cinta itu, silahkan diuji kebenaran teori ini oleh analisa sendiri. (hoho jika yang sedang merasakan jatuh cinta ^o^)

Tetapi itu wajar karena memang fitrah manusia memang seperti itu. Tetapi kita harus bisa mengendalikan perasaan itu agar tidak terserang virus merah jambu yang membahayakan itu. Karena ancamannya adalah api neraka, na’udzubillah. Karena sikap seorang da’i akan dilihat dan ditiru oleh mad’unya, bahkan bukan hanya mad’u tetapi adik – adik kita, saudara sekandung kita kakak atau malah saudara seperjuangan kita. Maka kita harus tetap terjaga sebagaimanapun kondisinya. Kuncinya adalah dengan beristikharah ketika terserang gejala – gejala virus itu datang, baca buku pernikahan, dan berdo’a. Jangan putus asa dan harus tetap semangat.

Jodoh, rizki, kematian adalah takdir yang datangnya tidak terduga – duga dan tidak pernah meminta kompromi persetujuan dari kita. Jadi dalam kondisi apapun kita harus siap menerimanya. Harus siap siaga dari sekarang, karena kita tidak mau bukan jika keadaan terburuklah yang menyaksikan kita saat menerima takdir itu, maka siapkan dari sekarang untuk berharap dalam kondisi terbaiklah kita mendapatkan ketentuanNYA yang belum pasti kedatangannya itu dan tidak ada seorangpun yang tau selain Allah. Dan perasaan cinta itu hanya Allah dan orang yang merasakannya yang tau, jadi harus tetap waspada dan menjaga diri. Karena janji Allah itu pasti datang, Allah akan memberitahu berita itu lewat jalan tak terduga dan dari jalan manapun. Jadi kita harus siap siaga dan tetap waspada.
Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar