Minggu, 08 Juli 2012

KERETA DAKWAH

 Janganlah kalian kerdilkan SEMANGAT kalian, aku tidak dapat menjadikan seseorang lebih rendah daripada runtuhnya SEMANGAT yang ia miliki (Umar Bin Khattab). Seperti itulah dakwah, ia akan runtuh jika tidak ada semangat bagi para pengusungnya. Serumit menganalisis kinerja dan pengawasan menjadi sebuah angka yang mudah dimengerti dan didefinisikan, serumit itu pula pemecahan permasalahan yang ada dalam perjalanan dakwah ini. Semuanya harus dilewati, semuanya butuh solusi. Seperti itulah manfaat menghargai waktu, waktu yang dirasa sempit namun sangat efektif jika waktu itu digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan dalam dakwah.

                Menjadikanku teringat akan suatu peristiwa, saya menganalisisnya sebuah pelajaran berharga bagi seorang aktifis dan seorang da’i dalam mengusung dakwah ini. Selanjutnya, terserah pembaca mengartikan peristiwa itu sebagai sesuatu apa. Dinginnya udara di shubuh hari tentunya bukan rintangan atau alasan seorang da’i untuk terhenti menolong seseorang dalam menghadapi kesulitan, dengan berdalih “Afwan, saya tidak terbiasa keluar pada shubuh hari karena udaranya sangat dingin” . Setinggi apapun level orang yang berbicara tersebut, saya tidak akan mengacungkan jempol padanya. Lihatlah para ustadz, yang rela menolong ibu – ibu yang membawa tas dan menggendong anak kecil, dan ustadz tersebut tanpa diminta bantuan pun langsung menolong ibu – ibu tersebut. Saya melihat peristiwa ini pada saat agenda besar yg dsna para qiyadah se-jabar mengikutinya. Kebetulan saya diamanahkan untuk menjadi panitia. Yang hadir dalam agenda tersebut tentunya ustadz – ustadz yang sudah tinggi levelnya. Saya tidak asing dengan ustadz tersebut karena sering mengisi agenda kajian atau dauroh dalam organisasi yang saya ikuti. Seorang ustadz saja bisa bersikap seperti itu, lalu kenapa kita yang bukan siapa – siapa yang jelas – jelas ada yang membutuhkan pertolongan malah berdalih seperti itu, miris sekali.

                Bukankah kepatuhan yang ikhlas itu jika kita tidak lagi merasakan pengorbanan sebagai pengorbanan. Karena tidak ada pengorbanan untuk yang Maha Tercinta, yang ada hanyalah dicintai oleh Sang Pemilik Cinta. Lalu selama ini kita kerja untuk siapa, apa hanya untuk tuntutan seseorang. Bukan ikhlas karena Allah. Kepatuhan itu untuk siapa, apa hanya untuk kepatuhan dia dengan seseorang sehingga dengan mudahnya berkata seperti itu. Sesungguhnya, Tidak ada pengorbanan dalam dakwah ini, yang ada adalah keinginan untuk membuktikan cinta. Kereta dakwah ini akan menghantarkan kita dalam surga NYA kelak. Yang akan melewati gerbong – gerbong gelap, tantangannya adalah menarik seseorang yang tertinggal dalam gerbong tersebut. Jika gerbongnya masih pendek, masih bisa saja untuk kita raih. Tetapi, gerbong itu semakin panjang, menjadi sangat sulit tangan ini untuk meraihnya. tak bisa sendiri, perlu banyak tangan untuk menyambung dari tangan yang satu ke tangan yang lain, hingga sampailah pada tujuan yang akan diraih itu,,walupun mungkin yang meraihnya itu bukan kita, tetapi orang terdepan yang tergandeng dalam gandengan kita, tetapi kita tetap ada disana diantara orang2 yang menyambungkan tangannya itu. amal jama'i dan ukhuwahlah yang mempereratnya. wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar