Janganlah kalian kerdilkan SEMANGAT kalian, aku tidak dapat
menjadikan seseorang lebih rendah daripada runtuhnya SEMANGAT yang ia
miliki (Umar Bin Khattab). Seperti itulah dakwah, ia akan runtuh jika
tidak ada semangat bagi para pengusungnya. Serumit menganalisis kinerja
dan pengawasan menjadi sebuah angka yang mudah dimengerti dan
didefinisikan, serumit itu pula pemecahan permasalahan yang ada dalam
perjalanan dakwah ini. Semuanya harus dilewati, semuanya butuh solusi.
Seperti itulah manfaat menghargai waktu, waktu yang dirasa sempit namun
sangat efektif jika waktu itu digunakan untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam dakwah.
Menjadikanku
teringat akan suatu peristiwa, saya menganalisisnya sebuah pelajaran
berharga bagi seorang aktifis dan seorang da’i dalam mengusung dakwah
ini. Selanjutnya, terserah pembaca mengartikan peristiwa itu sebagai
sesuatu apa. Dinginnya udara di shubuh hari tentunya bukan rintangan
atau alasan seorang da’i untuk terhenti menolong seseorang dalam
menghadapi kesulitan, dengan berdalih “Afwan, saya tidak terbiasa keluar pada shubuh hari karena udaranya sangat dingin” .
Setinggi apapun level orang yang berbicara tersebut, saya tidak akan
mengacungkan jempol padanya. Lihatlah para ustadz, yang rela menolong
ibu – ibu yang membawa tas dan menggendong anak kecil, dan ustadz
tersebut tanpa diminta bantuan pun langsung menolong ibu – ibu tersebut.
Saya melihat peristiwa ini pada saat agenda besar yg dsna para qiyadah
se-jabar mengikutinya. Kebetulan saya diamanahkan untuk menjadi panitia.
Yang hadir dalam agenda tersebut tentunya ustadz – ustadz yang sudah
tinggi levelnya. Saya tidak asing dengan ustadz tersebut karena sering
mengisi agenda kajian atau dauroh dalam organisasi yang saya ikuti.
Seorang ustadz saja bisa bersikap seperti itu, lalu kenapa kita yang
bukan siapa – siapa yang jelas – jelas ada yang membutuhkan pertolongan
malah berdalih seperti itu, miris sekali.
Bukankah kepatuhan yang ikhlas itu jika kita tidak lagi merasakan
pengorbanan sebagai pengorbanan. Karena tidak ada pengorbanan untuk yang
Maha Tercinta, yang ada hanyalah dicintai oleh Sang Pemilik Cinta. Lalu
selama ini kita kerja untuk siapa, apa hanya untuk tuntutan seseorang.
Bukan ikhlas karena Allah. Kepatuhan itu untuk siapa, apa hanya untuk
kepatuhan dia dengan seseorang sehingga dengan mudahnya berkata seperti
itu. Sesungguhnya, Tidak ada pengorbanan dalam dakwah ini, yang ada
adalah keinginan untuk membuktikan cinta. Kereta dakwah ini akan
menghantarkan kita dalam surga NYA kelak. Yang akan melewati gerbong –
gerbong gelap, tantangannya adalah menarik seseorang yang tertinggal
dalam gerbong tersebut. Jika gerbongnya masih pendek, masih bisa saja
untuk kita raih. Tetapi, gerbong itu semakin panjang, menjadi sangat
sulit tangan ini untuk meraihnya. tak bisa sendiri, perlu banyak tangan
untuk menyambung dari tangan yang satu ke tangan yang lain, hingga
sampailah pada tujuan yang akan diraih itu,,walupun mungkin yang
meraihnya itu bukan kita, tetapi orang terdepan yang tergandeng dalam
gandengan kita, tetapi kita tetap ada disana diantara orang2 yang
menyambungkan tangannya itu. amal jama'i dan ukhuwahlah yang
mempereratnya. wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar