Minggu, 08 Juli 2012

GADIS RUMPUT ILALANG

Gadis itu berjalan ditengah perjalanan kehidupannya yang selalu dirintangi oleh kekejaman ayahnya. Sedari kecil, gadis itu tumbuh dengan didikan ayahnya yang keras dan tidak berdasar. Dia seorang gadis yang penuh cinta, namun selalu diartikan salah oleh ayahnya. Dia seorang gadis yang memiliki nilai – nilai agama yang bagus tetapi dianggap sok tau oleh ayahnya. Tak jarang sewaktu kecil ia mendapat perlakuan kasar ayahnya seperti tamparan, sampai dia merasakan asin di bibirnya (berdarah). Dia selalu menangis, air mata mengalir sangat deras di pelupuk matanya. Gadis itu orang yang melankolis sehingga butiran kristal itu dengan mudahnya tertumpah diwajahnya yang bersih itu.

Gadis itu telah tumbuh dewasa dengan segala pengetahuannya. Seperti mawar yang disaat tumbuh, dia akan memperlihatkan keindahannya. Seperti itulah yang dia tunjukkan kepada ayahnya pada saat dia berubah menjadi lebih baik, namun ayahnya tidak mau menerima perubahannya itu, karena selalu merasa digurui dan dia kerap sekali dianggap sok tau. Dia memilih jalan dakwah sebagai jalan kehidupannya. Namun, karena pengaruh perlakuan ayahnya gadis itu menjadi sosok pribadi yang pemalu dan tidak banyak bicara. Namun, dia menyembunyikan kesedihannya dengan keceriaan dia jika berada dalam lingkaran kecil. lingkaran yang mendidiknya dari awal mengenal kampus itu. Gadis yang sudah terbiasa dengan makian itu menjadi kuat, namun disatu sisi dia lemah karena sulit untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan karena ia takut orang lain itu seperti ayahnya. Jadi dia lebih banyak memendam keinginannya untuk melakukan sesuatu, karena takut ada yang memberikan respon yang tidak baik seperti ayahnya.
Gadis itu seperti rumput ilalang, ia dapat bertahan dalam kondisi apapun. Walau rumput itu sudah mati, tetapi ia dapat menumbuhkan tunas yang baru yang lebih bagus tanpa bantuan siraman air sekalipun. Ia tetap bisa bertahan hidup walaupun dalam kondisi tanah yang subur atau gersang sekalipun. Seperti itulah gadis itu, dia bertahan dengan ketidaknyamanannya dengan ayahnya itu. hidup dalam kondisi gersang akan kasih sayang seorang ayah membuatnya mencari sosok itu pada diri orang lain. Keberadaan seorang yang ayah yang ia rindukan tidaka ia temukan di dalam rumahnya. Tetapi, Justru karena sifat ayahnya itu dia menjadi kuat disaat terjatuh, dan dia tumbuh sebagai pribadi yang memiliki keinginan yang tinggi terhadap agama. Dia sangat rajin shaum senin – kamis sejak SD, dan sampai sekarang mungkin. Mungkin dekatnya Allah yang selalu ada dihatinya, dia diberikan hidayah dan hingga kini dia masih istiqomah dengan hidayahnya itu. hidayah itu sangat kuat melekat dalam dirinya, karena hidayah itulah yang ia cari selama ini. Gadis itu memilih untuk berkelana untuk mencari hidayah yang ia cari, ia ingin mencari kebaikan bukan makian dan amarah yang ditumpahkan ayahnya. Dia mencari hidayah itu atas keinginan sendiri, bukan orang lain. Semoga dia tetap istiqomah dengan keadaan yang tidak jauh beda dengan keadaan sewaktu dia kecil, ayahnya yang suka marah – marah tidak berdasar.

Tumbuh dalam keluarga yang broken home bukan persoalan mudah yang harus ia lalui, ia harus terus menerus menjadi topeng di rumahnya sendiri. Dia harus terlihat baik didepan ayahnya, walaupun tidak sedikitpun pujian yang terlontar dari ayahnya. Justru dia menjadi diri sendiri ketika dia berinteraksi dengan orang lain. Gadis yang unik, walaupun dia menjadi sosok yang pemalu dan tidak banyak bicara di depan umum, tetapi dia menyimpan berbagai peristiwa dan ilmu yang tidak ia umbarkan. Sosok ayahnya yang membuat dia tidak mau berbicara didepan umum. Karena jika bertanya sesuatu yang aneh, ayahnya selalu menganggapnya bodoh dan tidak mau belajar. Padahal gadis itu sangat rajin belajar dan berprestasi di sekolahnya, gadis itu sering menangis karena ulah ayahnya. Gadis itu selalu dalam urutan kedua di sekolahnya, tetapi dia sangat bersyukur. Walaupun hal itu tidak diterima oleh ayahnya, pada saat memberikan raport sekolah kepada ayahnya dengan senang hati, ayahnya malah berkata “Semua orang juga bisa dengan urutan kedua, apa yang harus dibanggakan?” sambil menandatangani raport tersebut. Sering sekali gadis itu memiliki keinginan untuk pergi dari rumahnya, namun dia teringat ibunya yang juga selalu dimarahin oleh ayahnya. Nampaknya kebencian gadis itu memuncak hingga dia sekarang berani melawan ayahnya sendiri yang tidak dari dulu ia lakukan karena dulu jika ia melawan maka tamparan yang akan jatuh ke wajahnya yang bersih itu. merasakan bibirnya berdarah karena terkena slentikan ayahnya yang kukunya panjang dan hitam. Ayahnya sosok yang mengerikan baginya. Wajahnyapun gelap karena tidak pernah tersiram air wudhu. Wajah yang seperti setan yang ia lihat sehari – hari.
Kasih sayang menurut ayahnya itu adalah bukan ditunjukkan dengan pujian, tetapi dengan harta. Memang jika gadis itu menginginkan sesuatu selalu terpenuhi dan tidak pernah ditolak oleh ayahnya. Karena mungkin dengan memberikan apa saja yang gadis itu inginkan, ananknya akan bahagia. Ternyata ayahnya salah besar, tidak adanya pujian dan tidak adanya belaian kasih sayang kepada anak gadisnya itu justru membuat gadis itu bersedih, “bukan dengan harta ayah aku bisa bahagia, tetapi aku butuh kasih sayang ayah yang tidak pernah memarahiku dan memberikan sedikit pujiannya untukku, hanya sedikit saja ayah aku butuh itu.” sambil menangis, gadis itu bergumam demikian.
Gadis itu kini hidup dengan terus menerus kesal dengan ayahnya dan dia tidak bisa berbuat apa – apa. Dia hanya memiliki keinginan, “aku merindukan ayah yang sholeh yang rajin shalat dan bijak seperti ayah – ayah yang lain” ungkap gadis itu. Namun, keinginan itu mustahil dipenuhi, walaupun memang ada kemungkinan ayahnya itu mendapatkan hidayah. Tetapi, sampai sekarang gadis itu hanya bisa berharap dan keinginannya itu hanya mimpi semata. Dia seorang gadis yang sebenarnya kuat namun dia justru lumpuh karena keberadaan ayahnya. Ayahnya adalah pembunuh motivasinya. Karena ayahnya selalu marah – marah tak jelas dan selalu menentang apa yang ia sampaikan dan menertawakan apa yang ia katakan bukan mendukungnya.

Gadis yang dibunuh oleh ayahnya sendiri. Dibunuh motivasinya, karakternya, dan prestasinya sekalipun. “Ayah itu pembunuh!!” ungkapnya dikala itu. akupun tidak menyadari ada butiran benigng yang keluar dari mataku ketika mendengar semua ceritanya. Gadis yang lembut dan baik mesti mendapat perlakuan semena – mena oleh ayahnya sendiri. Tak pernah sedikitpun ia mendapatkan pujian dari ayahnya, yang ia dapat adalah perlakuan kasar oleh ayahnya. Seringkali gadis itu melawan tindakan ayahnya dengan kata – katanya yang menyebutkan “Ayah itu dikuasai setan, tidak bisa mengendalikan diri dan karena ayah tidak mau shalat jadi setanlah yang menguasai ayah, istighfar ayah!!!” ketika gadis itu tumbuh dewasa, gadis itu baru berani mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini. Namun, apa yang ia dapatkan, ya makian lagi. Dia dimaki sebagai anak yang durhaka. Durhaka sama siapa, ibu gadis itu sering menangis karena ulah ayahnya, karena alasan itulah gadis itu berani melawan ayahnya. Karena ia tidak mau ibunya terus menerus bersedih karena sikap ayahnya itu.

Dia sampai membenci laki – laki yang suka menghina, dan mencaci maki wanita. Dia sangat membenci laki – laki model begitu. Seorang pria yang hanya bisa menghina, tidak mau menghargai. Dia justu jadi bisa membaca karakter orang dengan pengalaman dia yang pahit itu. dia tidak suka orang yang tidak menghargai, karena ayahnya sering mengejek karyanya dan tidak pernah memuji, dia tidak suka orang yang pemarah karena ayahnya suka marah – marah. Jika ia melihat sosok seperti itu, dia juga akan membenci orang tersebut karena ia teringat oleh ayahnya. Dia mencari lingkungan yang nyaman, bukan kondisi yang sama seperti di rumahnya.

Gadis rumput ilalang itu menjadi gadis yang kuat, kuat dari segala cobaan. Kuat dari penghinaan, kuat dari kemarahan karena dia tumbuh dari lingkungan yang tidak nyaman, dan hidayah itulah yang membuat dia bertahan sampai sekarang dan dia tetap istiqomah dengan pegangan agama yang dia dapatkan dari orang lain bukan keluarganya. Dia bisa bertahan selama ini karena dia selalu yakin bahwa Allah selalu ada dalam hatinya dan tak pernah luput mengawasinya. Dia dapat bertahan dalam kondisi tidak nyaman bersama ayahnya, dia tidak pernah mendapat pelukan ayahnya. Ingin sekali ia mencuri waktu – waktu itu disaat ayahnya tertidur. Namun, dia takut ayahnya terbangun dan memarahinya lagi. Pelukan seorang ayah yang sangat dirindukan, sangat dirindukan oleh gadis itu.

Begitulah kita yang bagian dari dakwah itu, harus kuat dengan segala rintangan yang ada seberat apapun rintangan itu, harus kita lalui. Sebaik – baik penolong adalah Allah, sebaik – baik sandaran adalah Allah, dan sebaik – baik pengobat hati adalah Al Qur’an. Itulah gadis ilalang, dia bertahan karena ketiga faktor itu dengan berbagai masalah yang dihadapinya selama ini. Jika dia sedih, dia langsung membuka mushafnya, dan berdo’a untuk ayahnya. Walaupun ia sering mendapat perlakuan kasar dari ayahnya, tetapi ia selalu mendo’akan ayahnya. Semoga tetap istiqomah seperti ilalang, yang selalu menumbuhkan tunas – tunas baru dalam kondisi sesulit apapun. yang dapat bertahan dalam kondisi sesulit apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar