Minggu, 08 Juli 2012

KESEDERHANAAN KELUARGA KAMI

Malam ini aku merindukan wajah yang teduh itu, wajah yang dibalik keteduhannya menyimpan kecemasan terhadap buah hatinya yang pergi mencari ilmu. Mamah.. walaupun baru saja beberapa jam yang lalu saya sampai di bandung dari perjalanan panjang cirebon-bandung. Hal ini dilakukan hanya untuk bertemu kedua belahan jiwaku itu..mamah, papah,,,
Mamah..sosok perempuan yang sederhana, yang tidak mau apa-apa selain membahagiakan buah hatinya. Lelah karena bekerja seharianpun tak dirasakannya, peluh bercucuranpun terasa nikmat jika anaknya bahagia.. tidak pernah menuntut papah untuk membelikan ini itu, sehingga alhamdulillah keluarga kami tidak mengenal kata korupsi. Konon katanya korupsi itu timbul ketika banyaknya tuntutan yang terjadi dalam keluarganya terutama istri.
Papah, sosok lelaki yang bijaksana lagi tegas,, tiada lelah mencari nafkah untuk keduanya anaknya yang pergi ke negeri seberang kota.. beliau tidak mau anaknya terjerumus kedalam jalan yang salah, sampai ketika anaknya pergi untuk menginap di rumah teman tidak diijinkan, dan jika pulang malam beliau rela untuk menjemputku, saya merasa dilindungi walaupun saat itu bukan perasaan itu yang timbul. Tapi rasa kekesalan karena papah selalu mengontrol kegiatanku dan aktifitasku, jujur waktu itu saya benci sama papah. Maafkan yayu pah.. setelah beranjak dewasa, saya mengerti kalau itu semata dilakukan untuk melindungi anaknya dari segala bahaya. Itu yang kurasakan ketika berinteraksi dengan beliau.
Keikhlasan hati mamah dalam membahagiakan anaknya tidak pernah pudar, sampai pada saat anaknya jarang pulangpun beliau memakluminya.. walaupun aku tahu ada semburat kesedihan ketika saya tidak pulang sedangkan teman-teman sebaya saya pulang ke rumah disaat liburan, sedangkan saya tidak bisa menikmati keindahan itu.. tapi saya yakin bahwa ini yang disebut dengan tadhhiyah (pengorbanan).. yang balasannya lebih nikmat daripada kenikmatan yang saya korbankan sekarang, karena kenikmatan di dunia ini hanya fatamorgana..
Namun, jujur saya akui,, ketika aku tidak mendapatkan nikmat itu (bertemu dengan mamah) aku sampai menangis, tidak bergairah melakukan aktifitas.. hanya wajahnya yang teduh yang selalu ku ingat. Ya Rabb.. hamba menduakanmu dengan mamah.. maafkan aku.. kasih sayang hamba pada mamah tak terkira jumlahnya,,namun kasih sayangn yang diberikan sejak saya masih dalam janin jauh lebih tidak terukur jumlahnya daripada kasih sayangku ini.
Dede, walaupun statusnya sebagai adikku satu-satunya, tetapi dia adalah sosok pria yang sangat menyayangi kakak perempuannya. Sangat melindungi kakaknya dan tidak mau menyakiti atau melukai perasaan kakaknya satu-satunya. Pernah ketika masih anak-anak, usia TK kalo tidak salah karena saya sering menyuruh ini itu dede tidak mau jadi bungsu dan mau tukeran dede yang jadi kakak gitu. Sampai saat itu saya tidak mau menyakiti adikku karena menyuruh. Saya lebih sering mengerjakan sesuatu sendiri, sampai sekarang. Terima kasih dede telah mengajarjan yayu tentang artinya menghargai orang lain dan tidak asal nyuruh, lebih enak jika sesuatu itu dikerjakan sendiri. Yayu sayang dede karena Allah.
Ya Allah saat ini hamba kangen sama mamah.. mah, maafkan yayu belum bisa menjadi anak yang benar-benar berbakti pada orangtua.. pah, maafkan yayu karena belum bisa memenuhi apa yang diinginkan olehmu. Yang penting khan proses bukan hasil, iya khan pah?
Kerelaan papah ketika anaknya membutuhkan sesuatu, beliau bersedia mencarikannya sampai dapat tidak peduli sampai meminta orang lain untuk membantu mencarikan apa yang diinginkan anaknya. Saya teringat waktu itu papah lagi di bandung karena urusan dinas, sedangkan saya sedang membutuhkan papan untuk ujian kelas 3 SMP, sampai papah menelepon orang kantor untuk mencarikan papan itu, sampai sekarang papan itu masih tersimpan di sudut kamarku.. walaupun saya menerimanya bukan dari tangannya, tapi dari tangan orang lain yang memang disana terletak kasih sayang papahku..
Saya beruntung mendapatkan orangtua yang keduanya sangat menyayangi anak-anaknya. Saya beruntung karena dilahirkan dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam, walaupun keluarga kami khususnya bukan keturunan kiyai atau ustadz, namun kakek adalah seorang lelaki bijak yang sangat disegani oleh penduduk sekitar, dibilang ustadz, bukan kiyai juga bukan. Tetapi beliau adalah kiyai yang bukan ustadz dan ustadz yang bukan kiyai.. ga ngerti ya? Sama saya juga. Beliau yang tidak mau mempunyai cucu yang buta huruf Al Qur’an. Orang yang mengenalkan dan melancarkan bacaan Al Qur’an saya adalah kakek saya sendiri. Ditambah dengan pengulangan oleh mamah di rumah. Saya diajarkan betapa pentingnya bersikap sederhana, karena pada hakikatnya sikap sederhana itu tidak mengundang kejahatan orang lain yang melihat kita. Kesederhanaan sangat melekat dalam diri keluarga kami, namun dengan kesederhanaan itulah kita dapat mengetahui betapa pentingnya nilai kezuhudan seseorang dalam menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Tidak berlimpah-limpahan kemewahan dalam mejalani kehidupan.
Alhamdulillah walaupun saya tidak ikut pesantren, saya memahami sufinah, sulam, jurmiyah, nakhwu, sharaf, dan bahasa arab tingkat dasar. Alhamdulillah keluarga kami sangat menjunjung tinggi nilai keislaman sehingga paman saya sendiri adik mamah yang paling bungsu, walaupun beliau tidak membuka pesantren tetapi gaya belajar dan metodenya seperti belajar di pesantren. Namun pada saat saya beranjak SMA saya tidak mau mengaji lagi, karena merasa sudah mulai disibukkan dengan tugas PR yang dikerjakan malamnya, ngajipun menjadi jarang dan sering bolong. Astaghfirullah..
Berbicara tentang kesederhanaan, apakah yang diajarkan oleh orangtuaku selama ini membentuk dalam sifat genetikku atau sebaliknya. Berbicara pada masa lalu, itulah yang diajarkan oleh orangtuaku semasa kecil silam, sehingga membentuk pribadiku seperti sekarang. Yang menjadi pertanyaan, apakah sifat genetik mamah yang sangat menjunjung tinggi kesederhanaan tertanam dalam diriku? Aku tak tau..
Konon katanya, qarun itu hancur karena tidak adanya kesederhanaan yang dimilikinya disaat menerima segala kenikmatan yang dimilikinya, dia hancur bersama harta yang dimilikinya. Bisa jadi kita juga bisa hancur karena tidak memiliki sikap ketidaksederhaan itu.
Pada hakikatnya sikap sederhana itu timbul dari rasa kezuhudan, jika zuhud itu sudah melekat dan menyatu dalam hati kita maka sikap sederhana itu akan timbul dengan sendirinya. Bukan keluarga pemalas yang tidak mandiri, bukan keluarga yang hobinya foya-foya dan tidak tegas, bukan keluarga koruptor. Tetapi keluarga yang dilandasi kasih sayang dan kesederhanaan. Itulah yang sedang dibangun oleh keluargaku. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk berikhtiar, untuk mencapai ridhoNYA dan meraih apa yang diinginkan. Serta jangan letih untuk berdoa memohon ampunan pada Allah, mari bangkitkan semangat!! Karena kita bukan keluarga yang pemalas yang hanya bergantung pada orangtua, kita adalah pekerja keras dan mandiri serta menjunjung nilai kesederhanaan.
Fiuh….
Ini adalah coretan kerinduanku kepada mamah dan keluargaku di Cirebon dan Kuningan sana.
Mamah, papah, dede, yayu mencintai dan menyayangi kalian karena Allah.. terima kasih sudah menyayangiku sepenuh hati, maafkan yayu belum bisa membalas semua kebaikan kalian, tiada daya upaya terima kasih atas semuanya. Ya Allah satukanlah kami kelak di surgaNYA.
Sepupuku mba, neng, ceuceu, akang, aa, teteh, ade, adek-adek ponakanku yayu menyayangi kalian karena Allah,,,
Uwa, mamang, bibi, terima kasih telah banyak membantu kami dalam banyak hal
Mamo tua (kakek dari mamah), yayu merindukanmu saat ini, semoga tenang di alam sana.. terima kasih atas semua yang diberikan selama masih hidup hingga akhir hayat terutama tidak membutakanku dalam Al Qur’an dan ajaran islam ala pondok.. terima kasih tidak terkira untuk semua jasamu..
Minde (nenek dari mamah), terima kasih selama masih hidup telah mengajarkan yayu tentang kesederhaan, yayu salah satu cucu yang lumayan bandel,,maafkan yayu minde, semoga tenang disana bertemu mamo tua di surgaNYA kelak. Terima kasih atas penguatan nilai islam sepanjang hayat.
Embah+embah gede (kakek, nenek dari papah), walaupun embah gede tidak pernah bertemu namun dari cerita beliau itu sungguh bijaksana sungguh seperti papah, embah terima kasih telah mengajarkan yayu tentang hakikat menjadi perempuan yang sesungguhnya, tidak galak dan seperti cowok, kelembutan embah seperti kelembutan mamah, kesabaranpun mengingatkanku pada mamah. Semoga mereka tenang di alam sana.
Saya merindukan kalian saat ini.. I LOVE U Because Allah...
Ya Allah terima kasih atas semua yang diberikan kepada keluarga kami, terima kasih atas semua kasih sayang yang diberikan selama ini pada keluarga kami. Terima kasih atas segala kenikmatan ini, jangan lepaskan kami dari genggamanmu ya Rabb..
Semoga syukur ini diterima..
Amiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar