Minggu, 08 Juli 2012

KESEDERHANAAN KELUARGA KAMI

Malam ini aku merindukan wajah yang teduh itu, wajah yang dibalik keteduhannya menyimpan kecemasan terhadap buah hatinya yang pergi mencari ilmu. Mamah.. walaupun baru saja beberapa jam yang lalu saya sampai di bandung dari perjalanan panjang cirebon-bandung. Hal ini dilakukan hanya untuk bertemu kedua belahan jiwaku itu..mamah, papah,,,
Mamah..sosok perempuan yang sederhana, yang tidak mau apa-apa selain membahagiakan buah hatinya. Lelah karena bekerja seharianpun tak dirasakannya, peluh bercucuranpun terasa nikmat jika anaknya bahagia.. tidak pernah menuntut papah untuk membelikan ini itu, sehingga alhamdulillah keluarga kami tidak mengenal kata korupsi. Konon katanya korupsi itu timbul ketika banyaknya tuntutan yang terjadi dalam keluarganya terutama istri.
Papah, sosok lelaki yang bijaksana lagi tegas,, tiada lelah mencari nafkah untuk keduanya anaknya yang pergi ke negeri seberang kota.. beliau tidak mau anaknya terjerumus kedalam jalan yang salah, sampai ketika anaknya pergi untuk menginap di rumah teman tidak diijinkan, dan jika pulang malam beliau rela untuk menjemputku, saya merasa dilindungi walaupun saat itu bukan perasaan itu yang timbul. Tapi rasa kekesalan karena papah selalu mengontrol kegiatanku dan aktifitasku, jujur waktu itu saya benci sama papah. Maafkan yayu pah.. setelah beranjak dewasa, saya mengerti kalau itu semata dilakukan untuk melindungi anaknya dari segala bahaya. Itu yang kurasakan ketika berinteraksi dengan beliau.
Keikhlasan hati mamah dalam membahagiakan anaknya tidak pernah pudar, sampai pada saat anaknya jarang pulangpun beliau memakluminya.. walaupun aku tahu ada semburat kesedihan ketika saya tidak pulang sedangkan teman-teman sebaya saya pulang ke rumah disaat liburan, sedangkan saya tidak bisa menikmati keindahan itu.. tapi saya yakin bahwa ini yang disebut dengan tadhhiyah (pengorbanan).. yang balasannya lebih nikmat daripada kenikmatan yang saya korbankan sekarang, karena kenikmatan di dunia ini hanya fatamorgana..
Namun, jujur saya akui,, ketika aku tidak mendapatkan nikmat itu (bertemu dengan mamah) aku sampai menangis, tidak bergairah melakukan aktifitas.. hanya wajahnya yang teduh yang selalu ku ingat. Ya Rabb.. hamba menduakanmu dengan mamah.. maafkan aku.. kasih sayang hamba pada mamah tak terkira jumlahnya,,namun kasih sayangn yang diberikan sejak saya masih dalam janin jauh lebih tidak terukur jumlahnya daripada kasih sayangku ini.
Dede, walaupun statusnya sebagai adikku satu-satunya, tetapi dia adalah sosok pria yang sangat menyayangi kakak perempuannya. Sangat melindungi kakaknya dan tidak mau menyakiti atau melukai perasaan kakaknya satu-satunya. Pernah ketika masih anak-anak, usia TK kalo tidak salah karena saya sering menyuruh ini itu dede tidak mau jadi bungsu dan mau tukeran dede yang jadi kakak gitu. Sampai saat itu saya tidak mau menyakiti adikku karena menyuruh. Saya lebih sering mengerjakan sesuatu sendiri, sampai sekarang. Terima kasih dede telah mengajarjan yayu tentang artinya menghargai orang lain dan tidak asal nyuruh, lebih enak jika sesuatu itu dikerjakan sendiri. Yayu sayang dede karena Allah.
Ya Allah saat ini hamba kangen sama mamah.. mah, maafkan yayu belum bisa menjadi anak yang benar-benar berbakti pada orangtua.. pah, maafkan yayu karena belum bisa memenuhi apa yang diinginkan olehmu. Yang penting khan proses bukan hasil, iya khan pah?
Kerelaan papah ketika anaknya membutuhkan sesuatu, beliau bersedia mencarikannya sampai dapat tidak peduli sampai meminta orang lain untuk membantu mencarikan apa yang diinginkan anaknya. Saya teringat waktu itu papah lagi di bandung karena urusan dinas, sedangkan saya sedang membutuhkan papan untuk ujian kelas 3 SMP, sampai papah menelepon orang kantor untuk mencarikan papan itu, sampai sekarang papan itu masih tersimpan di sudut kamarku.. walaupun saya menerimanya bukan dari tangannya, tapi dari tangan orang lain yang memang disana terletak kasih sayang papahku..
Saya beruntung mendapatkan orangtua yang keduanya sangat menyayangi anak-anaknya. Saya beruntung karena dilahirkan dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam, walaupun keluarga kami khususnya bukan keturunan kiyai atau ustadz, namun kakek adalah seorang lelaki bijak yang sangat disegani oleh penduduk sekitar, dibilang ustadz, bukan kiyai juga bukan. Tetapi beliau adalah kiyai yang bukan ustadz dan ustadz yang bukan kiyai.. ga ngerti ya? Sama saya juga. Beliau yang tidak mau mempunyai cucu yang buta huruf Al Qur’an. Orang yang mengenalkan dan melancarkan bacaan Al Qur’an saya adalah kakek saya sendiri. Ditambah dengan pengulangan oleh mamah di rumah. Saya diajarkan betapa pentingnya bersikap sederhana, karena pada hakikatnya sikap sederhana itu tidak mengundang kejahatan orang lain yang melihat kita. Kesederhanaan sangat melekat dalam diri keluarga kami, namun dengan kesederhanaan itulah kita dapat mengetahui betapa pentingnya nilai kezuhudan seseorang dalam menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Tidak berlimpah-limpahan kemewahan dalam mejalani kehidupan.
Alhamdulillah walaupun saya tidak ikut pesantren, saya memahami sufinah, sulam, jurmiyah, nakhwu, sharaf, dan bahasa arab tingkat dasar. Alhamdulillah keluarga kami sangat menjunjung tinggi nilai keislaman sehingga paman saya sendiri adik mamah yang paling bungsu, walaupun beliau tidak membuka pesantren tetapi gaya belajar dan metodenya seperti belajar di pesantren. Namun pada saat saya beranjak SMA saya tidak mau mengaji lagi, karena merasa sudah mulai disibukkan dengan tugas PR yang dikerjakan malamnya, ngajipun menjadi jarang dan sering bolong. Astaghfirullah..
Berbicara tentang kesederhanaan, apakah yang diajarkan oleh orangtuaku selama ini membentuk dalam sifat genetikku atau sebaliknya. Berbicara pada masa lalu, itulah yang diajarkan oleh orangtuaku semasa kecil silam, sehingga membentuk pribadiku seperti sekarang. Yang menjadi pertanyaan, apakah sifat genetik mamah yang sangat menjunjung tinggi kesederhanaan tertanam dalam diriku? Aku tak tau..
Konon katanya, qarun itu hancur karena tidak adanya kesederhanaan yang dimilikinya disaat menerima segala kenikmatan yang dimilikinya, dia hancur bersama harta yang dimilikinya. Bisa jadi kita juga bisa hancur karena tidak memiliki sikap ketidaksederhaan itu.
Pada hakikatnya sikap sederhana itu timbul dari rasa kezuhudan, jika zuhud itu sudah melekat dan menyatu dalam hati kita maka sikap sederhana itu akan timbul dengan sendirinya. Bukan keluarga pemalas yang tidak mandiri, bukan keluarga yang hobinya foya-foya dan tidak tegas, bukan keluarga koruptor. Tetapi keluarga yang dilandasi kasih sayang dan kesederhanaan. Itulah yang sedang dibangun oleh keluargaku. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk berikhtiar, untuk mencapai ridhoNYA dan meraih apa yang diinginkan. Serta jangan letih untuk berdoa memohon ampunan pada Allah, mari bangkitkan semangat!! Karena kita bukan keluarga yang pemalas yang hanya bergantung pada orangtua, kita adalah pekerja keras dan mandiri serta menjunjung nilai kesederhanaan.
Fiuh….
Ini adalah coretan kerinduanku kepada mamah dan keluargaku di Cirebon dan Kuningan sana.
Mamah, papah, dede, yayu mencintai dan menyayangi kalian karena Allah.. terima kasih sudah menyayangiku sepenuh hati, maafkan yayu belum bisa membalas semua kebaikan kalian, tiada daya upaya terima kasih atas semuanya. Ya Allah satukanlah kami kelak di surgaNYA.
Sepupuku mba, neng, ceuceu, akang, aa, teteh, ade, adek-adek ponakanku yayu menyayangi kalian karena Allah,,,
Uwa, mamang, bibi, terima kasih telah banyak membantu kami dalam banyak hal
Mamo tua (kakek dari mamah), yayu merindukanmu saat ini, semoga tenang di alam sana.. terima kasih atas semua yang diberikan selama masih hidup hingga akhir hayat terutama tidak membutakanku dalam Al Qur’an dan ajaran islam ala pondok.. terima kasih tidak terkira untuk semua jasamu..
Minde (nenek dari mamah), terima kasih selama masih hidup telah mengajarkan yayu tentang kesederhaan, yayu salah satu cucu yang lumayan bandel,,maafkan yayu minde, semoga tenang disana bertemu mamo tua di surgaNYA kelak. Terima kasih atas penguatan nilai islam sepanjang hayat.
Embah+embah gede (kakek, nenek dari papah), walaupun embah gede tidak pernah bertemu namun dari cerita beliau itu sungguh bijaksana sungguh seperti papah, embah terima kasih telah mengajarkan yayu tentang hakikat menjadi perempuan yang sesungguhnya, tidak galak dan seperti cowok, kelembutan embah seperti kelembutan mamah, kesabaranpun mengingatkanku pada mamah. Semoga mereka tenang di alam sana.
Saya merindukan kalian saat ini.. I LOVE U Because Allah...
Ya Allah terima kasih atas semua yang diberikan kepada keluarga kami, terima kasih atas semua kasih sayang yang diberikan selama ini pada keluarga kami. Terima kasih atas segala kenikmatan ini, jangan lepaskan kami dari genggamanmu ya Rabb..
Semoga syukur ini diterima..
Amiin…

PUISIKU TENTANG KEADILAN

Kemanakah Keadilan Itu Sekarang
Angin malam nan dingin menyapu jalanan dan dinding ibu kota
Masih tertanam dalam benak jiwaku
Selembar potret kehidupan
Kehidupan yang mungkin tabu bagi kita
Dalam balutan selimut awan dan beralas koran
Pemuda jalanan bangkit
Kalbunya bergetar mendengar tangis dan suara lapar
Matanya nanar melihat bilur-bilur kesewenangan
Ingin rasanya ku menangis
Kemana keadilan itu wahai penguasa negeri?
Pernahkah engkau berpikir tentang keadilan bangsa dan rintihan rakyat jelata?
Kini, aku melangkah untuk sebuah pesan untukmu
Menggugat keangkuhan yang duduk tenang di atas istana
Menghentak sanubari penguasa yang alpa
Ketika mereka merintih
Adakah daya upaya engkau untuk membangkitkan tubuhnya?
Kini kau biarkan mereka menjadi rakyat jalanan yang tak ada harganya
Mereka yang tak pernah mengeluh dalam setiap permasalahan yang dihadapinya
Mengokang sebuah kehidupan bukan kekotoran jiwa
Jiwamu lebih kotor daripada tangan-tangan hitam mereka
Mereka yang mengusung kejujuran hati di atas aspal hitam
Kami bersatu dalam barisan yang kokoh
Bertamengkan idealisme yang luhur
Berseru untuk kehidupan yang semestinya
“Suara pemuda adalah suara rakyat..”

Semilir angin terus berhembus
Menyibak tabirnya yang dingin membeku
Dinding ibu kota masih dinding ibu kota
Hanya kini warnanya telah berbeda
Warnanya kini merah hedonis
Dicat oleh matrealisme metropolis
Paduan warna polkadot fashionable dan pinky have fun lifestyle
Kini...
Semua pemuda dijadikan budak kegilaan zaman
Dijadikan hamba oleh fashion up to date dan levis bin fungky

Pemudanya dibuat silau lampu-lampu diskotik
Sehingga mereka menjadi rabun ketika di hadapan ada ketidakadilan
Persetan dengan ketidakadilan!
Toh, gossip selebritis lebih menarik untuk dilirik
Telinga mereka pun kini sudah minus pendengarannya
Telinga para penguasa matrealisme
Tentu saja...
Karena selama ini terus- menerus disumbat earphone MP3, MP4, atau apapun yang mereka cantolkan di lubang telinga mereka
Mulut mereka disumpal oleh uang-uang kotor hasil penipuan negara
Sehingga mereka tak lagi awas mendengar jeritan yang begitu sampai mencakar langit milik anak-anak dan ibu-ibu tua yang dilindas kecongkakan penguasa.

Angin malam akan terus berhembus melintasi ruang dan waktu
Dinding ibu kota masih tetap di sana
Menanti sang pemuda yang akan megukir memoar perjuangan...........
Menanti keadilan
Masih adakah keadilan itu?
Jika ada dimana dia sekarang?
Tunjukkan padaku tentang keadilan itu
Bukan matrealisme, hedonisme, dan kapitalisme
Hanya satu pintaku
KEADILAN

MENELADANI KONSEP JIHAD HASAN AL BANNA

Hasan al banna berkata : “ada tingkatan amal yang dituntut dari seorang al akh (saudara muslim) yang tulus” adalah sebagai berikut :
1. Ishlahun Nafs (Perbaikan Diri Sendiri)
Sebelum berdakwah, kita mesti memperbaiki diri sendiri, dan lakukan sesuatu yang akan kita dakwahkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita kaburo maktan, Na’udzubillah. Sebelum kita menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan, maka kita harus melakukan terlebih dahulu. Sama halnya jika kita ingin berdakwah kepada orang lain, langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri, supaya dakwah kita mudah tersampaikan dan dapat diterima oleh masyarakat. Karena apa yang kita sampaikan akan terus diingat oleh orang yang menjadi objek dakwah kita itu. Dan bisa jadi apa yang kita katakan adalah menjadi teladan bagi siapapun yang mendengar atau menyimaknya. Maka disini sangat penting, sebelum kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kita sudah melaksanakan apa yang kita sampaikan tersebut. Karena Imam Hasan Al Banna tidak pernah menyampaikan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Karena seburuk-buruknya orang adalah orang yang mengajak dan memerintahkan orang lain dalam kebaikan sedangkan ia tidak melaksanakan apa yang ia perintahkan tersebut.
2. Takwin Baitul Muslim (Pembentukan Keluarga Muslim)
Sulit memang jika kita berdakwah dalam keluarga sendiri, tapi memang sebelum berdakwah kepada orang lain, maka kondisikan terlebih dahulu keluarga kita. Karena bagaimanapun keluarga kita adalah orang yang paling terdekat dengan kita. Sungguh sangat penting bagi kita juga dalam memilih pasangan hidup, kita harus dapat memilihnya yang sama dengan kita dan dapat diajak berdakwah. Seringkali tantangan kita dalam berdakwah adalah keluarga kita, karena begitu mudah berdakwah kepada orang lain sedangkan keluarga kita sendiri belum terkondisikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengkondisikan keluarga kita sebelum berdakwah kepada orang lain. Ini adalah tantangan bagi kita. Karena dakwah di keluarga memang tidak mudah, karena mereka yang tahu bagaimana kita sebenarnya, yang perlu dikuatkan disini adalah bagaimana kita dapat mayakinkan kepada mereka tentang apa yang kita ucapkan dan mempertanggungjawabkan.
3. Irsyadul Mujmata’ (Pembibingan Masyarakat)
Ukhuwah yang terbina jika masyarakat di sekitar kita sudah merasa nyaman dengan kita. Dengan ukhuwah tersebut, kita dapat melakukan bimbingan kepada masyarakat, dengan melakukan pendekatan kepada mereka, mendengarkan keluh kesahnya dengan seksama kemudian kita berikan solusi dengan bimbingan islam yang telah diajarkan. Bimbingan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan kita masuk dalam kehidupan mereka dan mencair dengan mereka dan kita yang mewarnai mereka bukan kita yang terwarnai. Dengan demikian, tentunya masyarakat akan merasa nyaman ketika berinteraksi dengan kita sehingga kitapun mudah masuk untuk memberikan bimbingan kepada mereka dan mudah untuk mengarahkan mereka.
4. Tahrirul Wathan (Pembebasan Tanah Air) Dari Setiap Penguasa Asing (Non Muslim)
Tanah air kita Indonesia berada dalam kondisi ini, secara pemerintahan sudah terbebas dari jajahan asing, namun belum merdeka di bidang-bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kita masih menganut system ekonomi liberal yang diadopsi dari Negara asing, serta produk yang beredar dalam masyarakat kita masih tunduk pada asing karena kebanyakan barang-barang yang kita pakai adalah bukan produksi Negara kita sendiri. Hutang kita kepada Negara asingpun masih banyak, sehingga berdampak signifikan terhadap system perekonomian kita saat ini sejak orba ditumbangkan. Aneh, padahal kita mempunyai kekayaan alam yang melimpah ruah, namun kita tidak mampu mengolahnya secara kreatif sehingga bahan mentah itu dijual ke asing dan setelah diolah menjadi barang jadi malah di ekspor kepada sang pemilik barang mentah ini, ya Indonesia! Barang yang kita jual dibeli kembali oleh kita dengan harga yang sangat mahal, ini adalah bentuk penjajahan secara ekonomi. Mungkin kita tidak menyadari, karena para penguasa sibuk mencari celah kosong untuk mendapatkan uang yang banyak dengan cara yang instan, ya betul sekali dengan korupsi. Korupsi sangat merajalela di Negara kita, sehingga kita mendapatkan peringkat kelima karena prestasi kita dalam bidang pengkorupsian uang Negara dinilai sangat mahir. Memalukan! Negara islami kok korupsi. Miris sekali melihat kondisi negeri kita sekarang. Kita ini sedang dijajah secara ekonomi namun pemerintah tidak menyadarinya, sampai sekarang masih saja tunduk pada penguasa asing untuk melakukan kerjasama. Awalnya saja kerjasama padahal kita sedang dimonopoli, bilangnya membantu padahal itu merupakan bagian monopoli mereka terhadap Negara kita. Tapi kenapa pemerintah Indonesia tidak sadar-sadar? Bego amat! Dalam hal ini, yang perlu diperbaiki adalah system ekonomi kita jangan menganut system ekonomi asing, karena sangat merugikan kita sendiri. Bukankan dalam islam sudah mengajarkan bahwa system riba itu haram, lantas kenapa masih tetap dilakukan. Itulah sebabnya kita perlu masuk dalam system tersebut supaya dapat merubah menjadi system islam yang bersih dari segala hal yang mengotori islam itu sendiri. Jika negeri ini dibangun dengan syariat islam maka tidak ada perusakan di segala lini karena yang kita anut berdasarkan apa yang diajarkan oleh Al Qur’an. Dari mulai masalah keluarga sampai masalah perekonomian pemerintahan sekalipun.
5. Ishlahul Hukumah (Perbaikan Keadaan Pemerintah) Sehingga Menjadi Pemerintahan Islam Yang Baik
Untuk dapat mewujudkan tahap ini, adalah dengan memperbaiki birokrat-birokrat yang dibawahnya terlebih dahulu kemudian baru jika sudah terkondisikan kita memperbaiki pemerintahan yang diatasnya. Kita dapat melakukan perbaikan dengan melakukan penolakan-penolakan terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan syariat islam dan tidak mendukung rakyat, kita harus tegas untuk menurunkan pemerintah yang dzalim tersebut. Saat ini Negara kita masih didominasi oleh kemodernitasan sehingga masyarakat enggan dan tidak mau mengurusi permasalahan Negara. Jarang sekali masyarakat yang kritis terhadap masalah negaranya karena telinga dan mata mereka ditutup oleh system globalisasi dan modernisasi.
6. Iqamatul Khilafah (Mengembalikan Tegaknya Kekuasaan Khilafah) Yang Telah Hilang Serta Mewujudkan Persatuan Yang Diimpi-Impikan Bersama
Siapapun sungguh sangat merindukan khilafah, karena ini adalah wujud dari kesempurnaan islam dan kejayaan islam kembali dimulai. Saat ini islam mengalami kemunduruan karena pemimpinnya yang tidak mendukung tegaknya izzah islam. Tanpa mengenal rasa takut, kita mesti bergerak untuk mewujudkan izzah islam dengan menyebut asma Allah. Tegakkan panji-panji islam untuk menumbangkan kedzaliman dengan menyatukan umat islam untuk mencapai tujuan kemenangan islam. Membuat perubahan di negeri ini untuk menegakkan kekuasaan khilafah. Bergerak untuk bersatu merapatkan barisan demi membebaskan negeri ini dari segala penindasan dan penguasaan asing. Menuju tegaknya izzah islam. Kami rindu khilafah itu tegak di muka bumi khususnya negeri kita Indonesia. Untuk mewujudkan mimpi ini adalah dengan merubah system pemerintahan dengan konsep islam yang telah diajarkan dalam kitab Al Qur’an.
7. Ustadziyatul ‘Alam (Penegakan Kepemimpinan Dunia) Dengan Penyebaran Dakwah Islam Di Seluruh Negeri
Jika kita sudah melewati dan berhasil menegakkan tahap sebelumnya maka kita dengan mudah mencapai tujuan ini yaitu penyebaran dakwah di seluruh negeri. Kami rindu tahap ini terlaksana. Mari bersatulah umat muslim seluruh dunia untuk menegakkan izzah islam.
(membina angkatan mujahid, sa’id hawwa, eara intermedia, hal : 164-166)

Konsep tarbiyah hasan al banna :
Untuk melaksanakan tahapan diatas maka seseorang itu perlu dibina. Oleh karena itu, konsep ini sungguh sangat penting dalam pergerakan dakwah kita. Manhaj At Takwin Wat Tarbiyah (konsep kaderisasi dan pembinaan). Dalam hal ini tarbiyah merupakan sebuah system sekaligus proses pendidikan, pembentukan, pembinaan, atau kaderisasi yang diwariskan Hasan Al Banna kepada generasi pengemban dakwah islam. Melalui takwin inilah kita dapat melahirkan kader muslim yang handal. Hasan Al Banna merupakan murabbi awal gerakan islam yang pada masa sekarang telah sukses menduplikasi dalam wujud generasi dakwah ikhwanul muslimin.
Konsep tarbiyah inilah yang nantinya akan membantu dalam proses pembentukan pribadi muslim tersebut seperti yang dijelaskan diatas. Dalam hal ini kita mempunyai sarana untuk membantu terwujudnya langkah ini. Kita dapat menyimpulkan bahwa konsep tarbiyah dan pembentukan karakter muslim itu sangat ada korelasi dan untuk mencapai semuanya kita perlu sarana yang mendukung. Sarana tersebut adalah suatu objek yang dapat membina dan membentuk kepribadian muslim menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sarana Pembentuk Pribadi Muslim :
1. Murabbi (pembinaan)
2. Manhaj (sistem)
3. Bi’ah shalihah (lingkungan yang sehat)
Serangkaian kegiatan tadi adalah jihad. Jihad itu harus dilandasi dengan iman yang kuat, Imam Hasan Al Banna memberikan slogan yang dapat dijadikan pedoman dalam berjihad.
Slogan Pedoman Dakwah Hasan Al Banna :
1. Allah Ghayatuna (Allah tujuan kami)
“Barang siapa mati, sedangkan ia belum pernah bereperang atau berniat untuk bereprang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”
Berdasarkan hadits Rasulullah diatas maka dapat kita simpulkan bahwa jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap sampai hari kiamat. Niat awal berjihad adalah karena adanya pengingkaran dalam hati, yang tujuan akhirnya adalah berperang di jalan Allah. Bentuk jihad itu bermacam-macam, yaitu dengan tulisan, tangan dan lisan yang benar terhadap penguasa tirani yang dzalim. Dakwah belum lengkap jika kita belum berjihad, itu ungkapan Hasan Al Banna. Oleh karena itu, jika kita ingin menyempurnakan perjalanan dakwah kita, maka berjihadlah semampu kita. Pengorbanan orang yang berjihad di jalanNYA akan ditebus dengan pahala yang nilainya berlipat-lipat di surgaNYA kelak. Hal ini sesuai dengan Firman Allah sebagai berikut:
“Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad.” (QS. Al Hajj:78)
Maka, kenapa kita masih ragu untuk berjihad di jalan Allah, sedangkan janji Allah itu pasti diberikan kepada hamba-hamba yang rela berkorban di jalanNYA.
2. Al Jihad Sabiluna (Al Jihad jalan kami)
Imam Hasan Al Banna telah mengisi hidupnya dengan kerja dakwah dan jihad di jalan Allah. Jihad harus dilandasi dengan Tadhhiyah (pengorbanan). Pengorbanan dalam hal ini bisa dalam bentuk jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan di dunia tanpa dilandasi dengan Tadhhiyah. Namun, kita seringkali mengartikan pengorbanan secara sempit, sehingga kita ragu untuk berkorban di jalanNYA, padahal janji Allah begitu nyata. Harus dibedakan disaat orang lain bersantai di rumah, sedangkan kita ikut dalam barisan aksi untuk membela keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta menegakkan syariat islam di muka bumi dengan meruntuhkan pemimpin tirani yang dzalim. Jika engkau masih ragu untuk berjihad dengan Tadhhiyah yang engkau miliki, maka tidak ingatkah engkau apa yang Allah firmankan sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka” (QS. At Taghabun:111)
Kesyahidan Imam Hasan Al Banna Rahimahullah telah menjadi inspirasi bagi kita kaum muslimin, bahwa dalam berjihad kita memerlukan Tadhhiyah yang kuat. Bangsa Indonesia juga punya kisah tersendiri sepanjang sejarah yang melukiskan pengorbana seorang Muhammad Toha dalam membela tanah air tercinta, Indonesia. Namanya juga diabadikan menjadi jalan besar di Kota Bandung. Beliau adalah seorang pelaku ‘Amaliyatul Istisyahd (Operasi Syahid) ketika beliau meledakkan gudang amunisi Belanda dengan kehancuran dirinya sekaligus didalamnya. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Bandung Lautan Api”. Kitapun tidak begitu saja tega mengatakan kalau kejadian tersebut adalah peristiwa bom bunuh diri. Darah para syuhada pada hakikatnya dapat menyuburkan tanah yang terkena siraman darahnya.
Sungguh sangat penting jika kitapun mengikuti jejak langkah mereka yang telah syahid di jalan Allah. Sehingga kita dikumpulkan bersama para Nabiyyin, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin. Lalu, apa lagi yang membuat kita ragu untuk pergi ke medan jihad, manakala medan jihad itu sangat nyata nampak di hadapan kita. Apakah kita lari dari semua masalah ini? Apa kamu tidak yakin akan janji Allah yang begitu nyata sebagaimana firmanNYA:
“Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka dianatar mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (QS. Al Ahzab:23)
Lalu masih ragukah kamu saat ini untuk melakukan jihad dengan Tadhhiyah? Siapkah untuk bertadhhiyah dijalanNYA? Apa yang kamu miliki sekarang semuanya akan kembali kepada pemilikNYA. Begitupun diri ini, harta kita, orangtua kita, apapun yang kita miliki semuanya akan kembali kepada Sang Pemilik. Apapun yang ada di dunia ini adalah titipan, jadi jangan kaget atau shock jika apa yang kita miliki diambil oleh pemilikNYA. Belajarlah dari tukang parker yang sering menerima titipan orang, dan bergembira disaat titipan itu diambil, dia tidak mengharapkan apa-apa karena dia tau barang yang dititipkannya itu adalah sementara. Begitupun dengan kita, untuk apa kita ragu untuk mengembalikan semua pinjaman kita kepada pemilikNYA. Sangat memalukan jika hati kita masih ada rasa ragu! Astaghfirullah…

PMB KAMMI

TULISAN INI DIBUAT PADA SAAT JADI TIM PMB KAMMI BANDUNG (JULI 2010)

Sudah dua jam yang lalu aku duduk didepan komputerku yang dibelikan orang tuaku sejak aku SMP dulu. Sambil kudengarkan lantunan ayat-ayat suci itu, begitu merdu dan indah membuat hatiku tenang. Tiga jam yang lalu aku baru saja sampai dari perjalanan yang lumayan melelahkan, unisba-upi. Sebenarnya jika sehat tidak begitu melelahkan dan membuatku sedikit lemas dan tidak bertenaga. Ini karena 2 malam kemarin waktu dan tenagaku dihabiskan untuk menyelesaikan target skripsiku. Sepulang workshop PMB kemaren dari katamso, aku tidak bisa tidur, karena fisikku panas dan menggigil, air wudhu yang biasanya dirasakan nikmat, malah membuatku tersiksa karena menggigil kedinginan. Sempat terpikir dalam hati, apakah ini tadzkirah yang diberikan Allah untukku karena aku kurang mensyukuri nikmat sehat itu. Sampai detik ini, kondisi fisikku masih sama seperti kemaren. Tapi skripsi ini harus selesai karena besok pagi harus bimbingan. Saat ini tubuhku mulai panas dan menggigil. Yang anehnya, penyakit ini datang pada waktu malam hari, dan siangpun biasa aja Cuma lemas saja. Saya mulai curiga jangan-jangan virus thipus itu kembali lagi. saya jadi teringat pas tahun 2008 pas masa-masanya saya ngurusin sekolah politik KAMMI UPI saya terkena penyakit itu, lumayan lama sekali sampai 2 minggu saya menghilang dari peradaban. Tapi walau dugaanku kuat, tapi saya berusaha untuk menghindari penyakit ini karena teringat amanah orangtuaku yaitu skripsiku dan amanah yang lainnya. Persetan dengan penyakit ini.
Kita beralih saja pada workshop PMB KAMMI yang dilaksanakan tanggal 3-4 juli 2010 kemaren dan sekarang. Banyak sekali yang perlu dipelajari dalam kehidupan ini, termasuk perjalanan dakwah ini. Begitu panjang dan terjal, begitu kuat godaan yang melintang. Banyak sekali yang saya dapat dari workshop ini. Begitu cerdas gagasan dan strategi kita dalam mempersiapkan diri menuju PMB, menjemput manusia-manusia yang cinta islam dengan membinanya menjadi manusia-manusia yang lebih mengenal Allah lebih dekat dan dengan pembinaan kita diajarkan untuk ikut serta dalam berdakwah di jalanNYA. Perjuangan ini masih belum berakhir, PMB menanti di depan kita tinggal kita mempersiapkan diri menuju kemenangan itu. kemenangan yang membawa kita dalam jihad dan ukhuwah itu menuju surgaNYA kelak. PMB segera menjelang, siapkan diri-diri kita untuk dapat merekrut kader sebanyak-banyaknya. Kader yang secara kuantitas dan kualitas itu mencapai target KAMMI. Membawa adik-adik kita kedalan rumah KAMMI, rumah kita yang disiapkan Allah mencetak kader-kader pemimpin bangsa yang bersih dan profesional. Allahu Akbar.. semangat terus wahai saudara-saudaraku di KAMMI kobarkan terus tadhhiyah antum menuju jihad di jalanNYA, karena sungguh kenikmatan di dunia hanya fatamorgana, yang nyata adalah kenikmatan di akhirat, lebih nikmat, lebih kekal.. subhanallah..

KENANGAN TERINDAH

”Ayang -ayang gung

Gung goongna rame

Menak Ki Mastanu

Nu jadi Wadana

Naha maneh kitu

Tukang olo-olo

Loba anu giruk

Ruket jeung Kumpeni

Niat jadi pangkat

Katon kagorengan

Ngantos Kanjeng Dalem

Lempa lempi lempong

Jalan ka Batawi ngemplong

Adu pipi jeung nu ompong”



lagu kenanganku bersama papah tercinta, sewaktu kecil sebelum tidur atau lagi kumpul2 biasa sering banget nyanyi itu. ama dede..sekarang yang sering nyanyi lagu itu sedang tidak berdaya tubuhnya, melawan sesuatu yang itu adalah ujiannya. saya yakin papah bisa melewatinya. maaf, belum bisa menjadi anak yang baik buatmu pah..

SANG PENYANYI YANG TAK BUTUH POPULARITAS

Nyanyiannya begitu menyentuh hati, siapapun yang mendengarnya bisa terenyuh, kecuali yang tidak mempunyai hati nurani. Yang kuingat dalam bait syairnya berbunyi “saya tidak pernah merasakan apa yang kalian rasakan, bisa sekolah dengan bebas, karena perceraian itu kehidupanku menjadi hancur, dan kehidupan jalananlah yang kini menjadi sahabatku”  nada dan syair yang jarang kudengar. Saya menyebutnya artis tanpa pamrih, karena dia menyanyi dengan tulus dan tidak mengharapkan banyak keinginan itu selain keadilan dan kebebasan. Sungguh tidak mempunyai hati nurani orang-orang birokrasi itu mengeluarkan kebijakan agar tidak memberikan sesuatu pada mereka, sungguh sangat tidak adil. Apakah orang birokrat itu bisa menjamin kehidupan yang layak bagi mereka. Setidaknya tempat tinggal untuk mereka, mereka yang layak diperhatikan malah dicampakkan malah dilupakan dengan adanya kebijakan itu. Tak sadar saat itu butiran bening itu keluar dari kelopak mataku, dan anak kecil itu masih melantunkan syair yang sama.
Tak ku gubris peraturan orang birokrasi itu. Ya, aku melanggarnya. Karena prinsipku, lakukanlah apa yang menurutmu baik. Mereka mencari nafkah dengan menyanyi, daripada mencuri lebih baik mencari rizqi yang lebih halal. Mungkin mereka kebingungan, menyanyi seperti itu dilarang, mencuri pun langsung masuk penjara, lalu apakah keadilan untuk rakyat itu masih untuk semua kalangan? BULSYIT dengan keadilan untuk semua kalangan, BULSYIT dengan UU Pasal 34 yang mengatur tentang anak yatim dan terlantar. Lalu buat apa kebijakan UU tersebut jika tidak dilaksanakan. Hanya untuk pemenangan pamor kekuasaan atau untuk mendapat simpati rakyat. Selamanya pembohong tetap pembohong. Indonesiaku, Indonesiaku, begitu terus sistemnya dari dahulu.
Sungguh tak adil pula jika para koruptor bisa bebas dan menghirup udara segar, sedangkan para anak-anak itu dibiarkan keadilan dan martabatnya terinjak-injak. Apakah keadilan itu hanya untuk kalangan elite saja, sungguh tidak manusiawi jika seperti itu halnya. Minimal kesejahteraan untuk mereka dapat memiliki tempat singgah atau rumah singgah yang layak. Saya jadi teringat seorang anak kecil di buah batu yang berkata “Teh, saya mau sekolah, kapan saya dimasukan ke sekolah?”  pertanyaan itu bagaikan bombardir bagiku. Saat itu saya hanya bisa menjawab “Sabar ya de..”
Waktu itu, saya mengadukan permasalahan tersebut kepada rekan saya yang menjadi kadept pengmasy kamda bandung. Namun, mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya hal ini kurang dimaksimalkan. Sekarang sudah hampir lima bulan lebih saya tidak ke Buah Batu, karena alasan tadi, waktu akhir pekan biasa untuk kegiatan akademik saya yang belum tuntas. Terakhir kali saya bertemu anak kecil yang sangat ingin sekolah itu, namanya andri. Dia dibuang oleh orangtuanya sejak kecil, padahal dia adalah keluarga mampu, itu cerita dari seorang pengasuh dia sejak bayi, saya lupa lagi namanya. Saya sangat berharap permasalahan ini segera dituntaskan, setuntas-tuntasnya. Kita juga mesti memperhatikan permasalahan ini secara serius, seperti layaknya kita menangani masalah korupsi dan isu lain. Sungguh, kebijakan pemerintah yang sungguh tidak adil. Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, seharusnya menawarkan solusi yang lain, minimal membantu secara materi, itu sangat membantu.
Saat ini sagat sedikit dan jarang yang masih peduli dengan keberadaan mereka, masih memandang sebelah kanan kedudukan mereka. Masih adakah yang peduli dan siap melayani “sang penyanyi kecilku” itu. Wallahualam, semoga bisa menjadi renungan bersama.

PLTSA DI AMBANG PENGESAHAN

TULISAN INI DIBUAT PADA SAAT MENJELANG KAJIAN PLTSA YANG DIADAKAN KP KAMMI BANDUNG 2010 (12 DESEMBER 2010)
 
Legalitas pengelolaan sampah
mantan Ketua DPRD kota Bandung, Drs. Husni Muttaqien mengatakan, payung hukum pengelolaan sampah sangat terkait dengan Perda K-3. Namun kendala yang dihadapi di lapangan adalah masalah implementasi  dari pelaksanaan Perda itu sendiri. Pemerintah wajib melakukan standarisasi pelayanan minimal bagi pengelolaan sampah kota. Standar ini diantaranya adalah sederhana, kongkrit, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip pengelolaan sampah yang harus dilakukan pemerintah kota meliputi empat faktor. Pertama temukan metode terbaik, kedua legalitas, evaluasi perda, ketiga pembiayaan APBD dan sharing pihak ketiga dan keempat adalah implementasi pendidikan paradigma masyarakat tentang pengelolaan sampah.
Terdapat banyak potensi dari sampah yang seandainya metode yang dipakai benar. Salah satu metode menanggulangi sampah adalah combustion atau pembakaran, potensi-potensi itu akan hilang menjadi panas, sedangkan kita tahu bahwa panas adalah proses pembuangan atau inefisiensi energi. Penanganan sebaiknya dimulai dari rumah dengan dijadikan kompos.Aktvitas recycling sampah plastik melibatkan banyak pihak dan memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dan belum terdata. Jika plastik ini dibakar, maka selain kita kehilangan nilai ekonomis yang tinggi, juga berpotensi tinggi untuk mencemari lingkungan dengan zat-zat yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, misalnya Dioxine, zat yang berpotensi memicu kanker.Rekomendasinya adalah agar bagaimana sampah yang ada di masyarakat dapat digunakan kembali untuk mengembalikan kondisi tanah yang saat ini sudah tidak subur lagi.
menurut Dr. Taufikurrahman, PLTSa adalah suatu tahap untuk mempercepat aliran energi, sedangkan dengan komposting adalah membantu siklus ekosistem yang lebih baik. Kebudayaan masyarakat harus diarahkan menjadikan sampah menjadi energi yang lebih baik. Dengan perbaikan ekosistem yang dilakukan akan lebih menguntungkan untuk jangka panjang.
saat ini, raperda itu akan disahkan dengan mengenyampingkan dampak untuk warga disekitar kota bandung. padahal raperda itu juga sangat bertentangan dengan undang-undang yang lainnya seperti Dalam UUD pasal 28, rakyat diberi hak untuk mendapat lingkungan yang sehat. Accountability dan Responsibility. Sampah adalah tanggung jawab pemerintah bukan masyarakat. Pendekatan intersektor, diatur pada setiap level dengan prioritas masing-masing.
dengan adanya pembangunan PLTSA, semua warga terkena dampaknya. yang sangat dikhawatirkan adalah gas beracun yang ditimbulkan oleh PLTSA (dioksin). Dioksin biasanya terbentuk dari pembakaran yang tidak sempurna. Efek dioksin bagi manusia bisa fatal. Saat ini pengukuran dan monitoring dioksin sangat mahal dan susah dilakukan. Para pakar lingkungan dan publik meragukan tingkat safety dari PLTSa ini.
Permasalahan lainnya adalah bahwa komponen utama (sekitar 60 sd 70 %) sampah di kota Bandung adalah sampah organik yang sebaiknya dijadikan sebagai kompos melalui proses composting. Proses composting dapat dilakuakan secara sederhana.sedangkan untuk mendirikan PLTSA ini, kita membutuhkan sampah anorganik. tidak memungkiri kita akan mengimpor sampah. mengerikan jika hal itu terjadi.
untuk itu, KAMMI DAERAH BANDUNG akan mengadakan aksi, besok: senin, 13 desember 2010 pukul 08.00 bertemppat di DPRD kota bandung. dan mengajukan 3 tuntutan:
1. tolak Raperda biaya pengelolaan sampah
2. menuntut DPRD dan Pemda Kota Bandung untuk membatalkan pendirian PLTSA
3. mendorong DPR dan pemda untuk mencanangkan progrAm composing untuk solusi penaggulangan masalah sampah di kota bandung
(sumber:dari berbagai sumber)

KEMESTIAN PERJUANGAN

Perjuangan yang menyisakan kenikmatan setelah melewati berbagai kesulitan. Adalah suatu kemestian jika pengorbanan itu harus selalu ada dalam setiap desah perjuangan ini. Jangan pernah mengaku diri ini aktivis dakwah, jika penngorbanan itu tidak sebanding dengan amal. Jangan bangga disebut aktivis dakwah jika apa yang kita lakukan tidaklah berbeda dengan apa yang semestinya disyari’atkan. Ikhlas adalah modal dalam setiap perjuangan, apapun yang telah kita lakukan adalah sebagian dari ikhtiar, Allahlah penetu akhir dari segalanya. Dan keinginan kita itu tidak harus sesuai dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Hasil yang “mau” atau “tidak mau” harus kita terima dengan lapang dada. Ikhlas itu hadir ketika hati ini sudah terpaut kepadaNYA dan tidak ada yang menjadi sandaran selain Allah, karena jika kita bersandar pada manusia maka berujung pada kekecewaan, sedangkan Allah tidak pernah mengecewakan hambaNYA. Maka, nikmat mana lagi yang Engkau dustakan? Jawabannya adalah, TIDAK ADA. Banyak yang bertanya, apakah pembinaan itu suatu kewajiban dan harus terikat? Maka jawab saja kalo itu sebagian dari penguatan internal, karena hidup itu kita membutuhkan evaluasi dari orang lain. Memang kita juga bakal menemukan evaluasi bukan hanya dari pembinaan, tetapi memang ukhuwahlah yang menjadi penguat ruhiyah kita. Ukhuwah itu harus dijaga, dan jangan membiarkan ia pergi, karena kita membutuhkannya. Pembinaan itu bukan sekedar menyisakan waktu luang, atau mengisi waktu luang, tapi itu adalah kebutuhan. Jadi dalam keadaan apapun, jika alasan itu tidak penting dan mendesak, maka kita harus menghampirinya.
Ada yang bilang tujuan kita hidup di dunia adalah khilafah. Padahal, itu keliru. Khilafah itu adalah output dari apa yang kita usahakan. Apa yang kita usahakan? Dakwah kita selama ini. Jika kita berhasil dalam berdakwah, baik eksternal maupun internal, maka khilafah itu akan muncul dengan sendirinya. Jadi, intinya khilafah itu Fee, bonusnya ketika kita berhasil dalam berdakwah. Analoginya seperti ini, jika kita hendak melaksanakan Shalat, tidak secara tiba – tiba kita langsung melaksanakan shalat. Kita harus berwudhu dulu, menutup aurat terlebih dahulu, barulah kita bisa melaksanakan shalat. Dalam shalat itu khan terdapat banyak do’a, nah itulah bonusnya. Begitupun khilafah, khilafah itu bonus dari aktivitas dakwah kita.  Tidak langsung kita tiba – tiba memunculkan khilafah tanpa usaha dan pengorbanan.
Dalam dunia perjuangan, kita yang harus menyesuaikan kondisi lingkungan di sekitar kita supaya apa yang kita sampaikan itu dapat diterima. Bukan malah pergi dan menyalahkan tindakan tersebut, yang katanya dalam agama islam tidak boleh mencampurkan antara yang benar dan yang salah. Memang benar anggapan ini juga, tetapi tidak selamanya itu dapat dibenarkan. Karena kita tidak pernah mencampurkan antara yang benar dan salah. Sampaikanlah, walaupun menyakitkan. Selama tidak bertentangan dengan ajaran islam, maka sampaikanlah. Jangan takut, Karena Allah selalu bersama hamba – hambaNYA yang senantiasa berupaya menyampaikan risalahNYA. Maka buanglah permasalahan-permasalahan internal dalam diri kita, karena itu adalah penghambat gerak perjuangan kita. Berkatalah yang baik atau DIAM. Lebih baik diam, daripada ketika kita berbicara malah akan menyebabkan kerikil dakwah yang sering disepelekan. Masalah sepele bisa berdampak signifikan jika dibiarkan saja.  Lebih baik diam, jika perkataan itu akan berujung pada perdebatan. Jika ada yang berkata bahwa kita itu mengikuti system yahudi, memang benar. Tapi tidak serta merta kita langsung menyalahkan saudara kita. Tetapi, lakukanlah kegiatan yang dapat mewarnai system tersebut dengan menyelipkan beberapa konsep ilmu yang kita pahami. Jangan sampai system itu yang mendominasi. Negeri kita, Indonesia adalah berbeda dengan Negara Arab Saudi tempat kelahiran para Nabi. Jadi jangan samakan berdakwah di Arab Saudi dengan Negeri kita sendiri, tetapi disesuaikan dengan kondisi negeri itu sendiri. Seperti yang saya katakana terlebih dahulu bahwa kita menyesuaikan cara kita dalam berdakwah agar dapat diterima dengan mudah oleh orang disekitar kita.
Apa yang kita lakukan juga harus kita fahami terlebih dahulu, karena  jika sekedar mengikuti orang lain maka apa yang kita dapatkan hanya rasa kepatuhan tanpa memahami kita itu sebenarnya mematuhi aturan apa. Dalam hal ini, ikhlas tetap menjadi penguat perjuangan dan pengorbanan kita. Karena jika ikhlas itu hilang, maka apapun yang kita lakukan terasa berat, padahal tidak jika kita dapat menempatkan ikhlas dalam hati kita.
Kata-kata terkahir dan penutup, ikhlas itu adalah batas langit yang kita tidak pernah mengetahui ujung dari keihlasan itu. Ikhlas itu ibarat tiang yang tidak tampak. Ia kokoh menopang bintang. Ikhlas itu seperti matahari, ia member cahaya namun tak pernah menghitung dan memintanya kembali. Ikhlas itu sulit namun damai, bila ikhlas itu selalu ada bersama hati kita. Ikhlas tidak pernah menghitung apa yang ia berikan, namun ia akan terus berbagi.
Tetaplah istiqomah dan ikhlas dalam menjalankan amanah dan perjuangan itu. Yakinlah bhawa Allah selalu membimbing kita untuk menjalankan semuanya. Bertawakallah, karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNYA.
Keep Istiqomah dan ikhlas …..^_^


TAUJIH

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan amanah dari seseorang. Awalnya saya merasa berat, tapi setelah dipikir-pikir, sekalian ngerjain skripsi, maka lakukanlah yang bermanfaat untuk orang lain walaupun itu tidak seberapa.
4 hari  yang lalu saya mendapatkan pelajaran tentang mengenal karakter dari beberapa orang, banyak sekali karakter orang-orang yang membuatku lucu dan tersenyum melihatnya. Mungkin hati dan lidah ini tidak berbicara, tapi sikaplah yang berbicara. Walaupun diam melihat karakter-karakter itu, hanya bisa tersenyum melihatnya. Karena bingung mau ngomong apa.
4 hari yang lalu saya diamanahkan menjadi PJ konsumsi musyawarah daerah kammi daerah bandung. Dalam hal ini, saya menemukan berbagai jenis karakter seseorang. Dari sanalah saya bisa belajar tentang lebih memahami karakter orang lain, dengan berbagai karakter yang ditampilkannya. Dari cara menerima konsumsi saja sudah terbaca bagaimana sikap atau sifat asli orang yang menerima konsumsi itu. Berbagai macam karakter saya temukan. Setidaknya menjadi pelajaran untuk saya kedepannya, semoga saya tidak seperti itu terhadap orang lain dan Alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah seperti itu.
1.       Orang yang ikhlas, tergambar dari cara beliau menerima konsumsi yang diberikan oleh pihak koki dadakan, hehe.. dari raut wajahnya, jika dia berkata “Alhamdulillah sudah masak” dan dia mengkonsumsi apa yang sudah ada, dan menerima apa adanya, tidak banyak komentar. Itulah orang yang ikhlas. Dan ketika ada yang tidak suka dengan masakannya, beliau berkata “alhamdulillah, semoga Allah ridho” karena, itu hanya penilaian manusia bukan penilaian Allah.
2.       Orang yang menghargai orang lain, tergambar dari saat menerima konsumsi beliau tidak berkomentar “ih, kok masakannya ini sih, kenapa ga ayam???” misalnya, yang disediakan itu sayur tumisan dan teman nasi seadanya, yang memang masak sesuai bahan dan menu yang telah disiapkan. Orang yang menghargai orang lain, beliau akan tetap mengambil konsumsi itu tanpa berkata demikian, karena sudah tau bagaimana usaha para koki dadakan itu menyiapkan masakan itu untuk tetap tersaji di meja makan. Dan setelah disediakan, beliau mengucapkan “Alhamdulillah, terima kasih” itu kata-kata yang sangat menghargai orang lain. Bukan kata-kata yang menjatuhkan orang lain. Dan bukan malah meninggalkan makanan itu dengan sia-sia. Itu khan sama saja dengan mencaci makanan juga. Padahal dalam Al Qur’an saja tidak diperbolehkan mencaci makanan. Karena banya orang-orang diluar sana yang memang tidak bisa makan sesuap nasi pun. Mudah-mudahan semuanya memahami makna Al Baqarah: 172.
3.       Orang yang cepat tanggap, tergambar ketika ada orang lain yang sedang membutuhkan langsung reaktif, dan langsung membantu dengan kongkrit. khususnya pihak konsumsi. Bukan berkomentar tapi tidak solutif.
4.       Orang yang percaya pada orang lain, tergambar ketika pada saat memasak dia percaya kalau yang masak itu bisa melakukan amanahnya dengan baik. Bukan malah mencurigai dia tidak akan amanah menjalankan amanah itu. Artinya tidak bisa masak, misalnya. Jadi ternyata tidak semua orang memahami ilmu tsiqoh, karena sangat jarang menemukan orang yang kaya gini di musda.
5.       Orang yang sabar, ketika mendapat komentar masakannya ini itu dan lain sebagainya dia tidak marah atau melankolis. Tapi, sikapilah dengan tetap tersenyum dan hati yang lapang dengan memahami bahwa karakter orang itu berbeda-beda. Dan ketika makanan belum siap, tidak menuntut terus menerus, tapi membantu apa yang bisa dibantu. Itu lebih kongkrit dibandingkan dengan kita terus menerus menuntut sesuatu yang belum ada.
6.       Penghibur, jika ada pihak yang sedang merasakan sesuatu yang bertolak belakang dengan hatinya, misalnya ada yang mengatakan sesuatu tentang masakannya, dia malah membela si koki itu.
7.       Orang yang menjaga perasaab orang lain. Ini ketika menemukan sesuatu yang tidak disukai yang berkaitan dengan konsumsi, tidak diutarakan didepan umum, cukup antara satu pihak dengan pihak yang bersangkutan saja, jangan malah mempermalukan di depan umum, karena itu akan menyakitkan perasaan orang lain.
8.       Toleransi, menghargai apa yang sudah dilakukan oleh konsumsi dengan memaklumi jika terjadi kesalahan, misalnya telat karena satu bahan belum ada atau peralatan belum tersedia. Bukan malah menuntut konsumsi. Itu akan membebani.
Tapi dari semua karakter yang ditunjukkan, saya jadi bisa belajar tentang memahami karakter orang lin, ternyata karakter aktifis juga lucu. Jadi, ya memang semua orang sama. Dan lebih diluruskan lagi, apa yang dilakukan oleh kita itu karena Allah, sapapun yang menilai itu tidak berpengaruh oleh salah satu pihak, karena semua yang dilakukan karena Allah semata dan yang berhak menilai kinerja kita hanya Allah saja karena Allah Maha Pembalas segala amal. Jadi lakukan yang terbaik walaupun dengan rasa ringan ataupun berat, karena itu sudah hakikat dalam perjuangan. Seberapa besar kita dapat berkorban untuk gerakan ini, luruskah niat kita hanya karena Allah atau karena manusia? Oleh karena itu, luruskan niat, sempurnakan ikhtiar.
Cukup hanya kita dan Allah saja yang tau jawabannya. Semoga Allah rihdo dan selalu memudahkan jalan yang dilalui oleh kita selama menempuh jalan yang terjal menuju perahu dakwah itu. Perahu dakwah itu tetap berjalan walau hanya disokong oleh satu orang saja, tetapi ketika tidak ada yang menyokong maka perahu tidak akan berjalan. Yang berbeda adalah jika banyak orang yang menyokong perahu itu, maka beban akan terasa ringan dibandingkan dengan disokong oleh satu orang. Jadi, dalam berdakwah itu kita butuh kerjasama tim, bukan kerja individu dan keegoisan masing-masing personal. Jika salah satu ada yang tersakiti dan memerlukan bantuan, seorang kader yang baik adalah langsung membantu sebisa mungkin dengan melakukan yang terbaik. Karena kita adalah SUPER TEAM, Bukan SUPER MAN.
Ketika diri ini memiliki kehendak dan kehendak itu akan mendzalimi sahabat kita sendiri, maka lebih baik jangan dilakukan, karena ukhuwahlah dakwah itu bisa tetap berjalan. Jika ukhuwah itu tidak ada, maka lama kelamaan dakwah itu rapuh. Biarkan dakwah itu dinikmati oleh semua orang dan semua kalangan. Tidak ada keegoisan dalam berdakwah, tidak ada penyakit hati. Karena penyakit hati itulah yang akan meruntuhkan dakwah kita. Hanya kitalah yang dapat menentukan dakwah ini hendak dibawa kemana. Hanya kitalah yang menentukan arah perahu itu hendak dibawa kemana, dengan mengharap pertolongan Allah semoga perahu itu sampai pada tujuan. Bangunlah terus komunikasi dan ukhuwah, yang keduanya dapat meguatkan kinerja dakwah kita.
Teruslah berjuang, karena dakwah itu perlu perjuangan dan pengorbanan serta amal yang nyata. Bukan banyak bicara tetapi sedikit amal. Tetapi banyak beramal dan bicaralah seperlunya. Buang jauh-jauh kesia-siaan itu. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan langkah kita dalam berdakwah. Berikanlah walupun itu hanya sedikit.

KARAKTER SESEORANG SAAT MENERIMA MAKANAN

TULISAN INI DITULIS SETELAH SAYA SELESAI MELAKSANAKAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SAYA PADA AGENDA MUSDA KAMMI DAERAH BANDUNG (14 JANUARI 2011)

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan amanah dari seseorang. Awalnya saya merasa berat, tapi setelah dipikir-pikir, sekalian ngerjain skripsi, maka lakukanlah yang bermanfaat untuk orang lain walaupun itu tidak seberapa.
4 hari  yang lalu saya mendapatkan pelajaran tentang mengenal karakter dari beberapa orang, banyak sekali karakter orang-orang yang membuatku lucu dan tersenyum melihatnya. Mungkin hati dan lidah ini tidak berbicara, tapi sikaplah yang berbicara. Walaupun diam melihat karakter-karakter itu, hanya bisa tersenyum melihatnya. Karena bingung mau ngomong apa.
4 hari yang lalu saya diamanahkan menjadi PJ konsumsi musyawarah daerah kammi daerah bandung. Dalam hal ini, saya menemukan berbagai jenis karakter seseorang. Dari sanalah saya bisa belajar tentang lebih memahami karakter orang lain, dengan berbagai karakter yang ditampilkannya. Dari cara menerima konsumsi saja sudah terbaca bagaimana sikap atau sifat asli orang yang menerima konsumsi itu. Berbagai macam karakter saya temukan. Setidaknya menjadi pelajaran untuk saya kedepannya, semoga saya tidak seperti itu terhadap orang lain dan Alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah seperti itu.
1.       Orang yang ikhlas, tergambar dari cara beliau menerima konsumsi yang diberikan oleh pihak koki dadakan, hehe.. dari raut wajahnya, jika dia berkata “Alhamdulillah sudah masak” dan dia mengkonsumsi apa yang sudah ada, dan menerima apa adanya, tidak banyak komentar. Itulah orang yang ikhlas. Dan ketika ada yang tidak suka dengan masakannya, beliau berkata “alhamdulillah, semoga Allah ridho” karena, itu hanya penilaian manusia bukan penilaian Allah.
2.       Orang yang menghargai orang lain, tergambar dari saat menerima konsumsi beliau tidak berkomentar “ih, kok masakannya ini sih, kenapa ga ayam???” misalnya, yang disediakan itu sayur tumisan dan teman nasi seadanya, yang memang masak sesuai bahan dan menu yang telah disiapkan. Orang yang menghargai orang lain, beliau akan tetap mengambil konsumsi itu tanpa berkata demikian, karena sudah tau bagaimana usaha para koki dadakan itu menyiapkan masakan itu untuk tetap tersaji di meja makan. Dan setelah disediakan, beliau mengucapkan “Alhamdulillah, terima kasih” itu kata-kata yang sangat menghargai orang lain. Bukan kata-kata yang menjatuhkan orang lain. Dan bukan malah meninggalkan makanan itu dengan sia-sia. Itu khan sama saja dengan mencaci makanan juga. Padahal dalam Al Qur’an saja tidak diperbolehkan mencaci makanan. Karena banya orang-orang diluar sana yang memang tidak bisa makan sesuap nasi pun. Mudah-mudahan semuanya memahami makna Al Baqarah: 172.
3.       Orang yang cepat tanggap, tergambar ketika ada orang lain yang sedang membutuhkan langsung reaktif, dan langsung membantu dengan kongkrit. khususnya pihak konsumsi. Bukan berkomentar tapi tidak solutif.
4.       Orang yang percaya pada orang lain, tergambar ketika pada saat memasak dia percaya kalau yang masak itu bisa melakukan amanahnya dengan baik. Bukan malah mencurigai dia tidak akan amanah menjalankan amanah itu. Artinya tidak bisa masak, misalnya. Jadi ternyata tidak semua orang memahami ilmu tsiqoh, karena sangat jarang menemukan orang yang kaya gini di musda.
5.       Orang yang sabar, ketika mendapat komentar masakannya ini itu dan lain sebagainya dia tidak marah atau melankolis. Tapi, sikapilah dengan tetap tersenyum dan hati yang lapang dengan memahami bahwa karakter orang itu berbeda-beda. Dan ketika makanan belum siap, tidak menuntut terus menerus, tapi membantu apa yang bisa dibantu. Itu lebih kongkrit dibandingkan dengan kita terus menerus menuntut sesuatu yang belum ada.
6.       Penghibur, jika ada pihak yang sedang merasakan sesuatu yang bertolak belakang dengan hatinya, misalnya ada yang mengatakan sesuatu tentang masakannya, dia malah membela si koki itu.
7.       Orang yang menjaga perasaab orang lain. Ini ketika menemukan sesuatu yang tidak disukai yang berkaitan dengan konsumsi, tidak diutarakan didepan umum, cukup antara satu pihak dengan pihak yang bersangkutan saja, jangan malah mempermalukan di depan umum, karena itu akan menyakitkan perasaan orang lain.
8.       Toleransi, menghargai apa yang sudah dilakukan oleh konsumsi dengan memaklumi jika terjadi kesalahan, misalnya telat karena satu bahan belum ada atau peralatan belum tersedia. Bukan malah menuntut konsumsi. Itu akan membebani.
Tapi dari semua karakter yang ditunjukkan, saya jadi bisa belajar tentang memahami karakter orang lin, ternyata karakter aktifis juga lucu. Jadi, ya memang semua orang sama. Dan lebih diluruskan lagi, apa yang dilakukan oleh kita itu karena Allah, sapapun yang menilai itu tidak berpengaruh oleh salah satu pihak, karena semua yang dilakukan karena Allah semata dan yang berhak menilai kinerja kita hanya Allah saja karena Allah Maha Pembalas segala amal. Jadi lakukan yang terbaik walaupun dengan rasa ringan ataupun berat, karena itu sudah hakikat dalam perjuangan. Seberapa besar kita dapat berkorban untuk gerakan ini, luruskah niat kita hanya karena Allah atau karena manusia? Oleh karena itu, luruskan niat, sempurnakan ikhtiar.
Cukup hanya kita dan Allah saja yang tau jawabannya. Semoga Allah rihdo dan selalu memudahkan jalan yang dilalui oleh kita selama menempuh jalan yang terjal menuju perahu dakwah itu. Perahu dakwah itu tetap berjalan walau hanya disokong oleh satu orang saja, tetapi ketika tidak ada yang menyokong maka perahu tidak akan berjalan. Yang berbeda adalah jika banyak orang yang menyokong perahu itu, maka beban akan terasa ringan dibandingkan dengan disokong oleh satu orang. Jadi, dalam berdakwah itu kita butuh kerjasama tim, bukan kerja individu dan keegoisan masing-masing personal. Jika salah satu ada yang tersakiti dan memerlukan bantuan, seorang kader yang baik adalah langsung membantu sebisa mungkin dengan melakukan yang terbaik. Karena kita adalah SUPER TEAM, Bukan SUPER MAN.
Ketika diri ini memiliki kehendak dan kehendak itu akan mendzalimi sahabat kita sendiri, maka lebih baik jangan dilakukan, karena ukhuwahlah dakwah itu bisa tetap berjalan. Jika ukhuwah itu tidak ada, maka lama kelamaan dakwah itu rapuh. Biarkan dakwah itu dinikmati oleh semua orang dan semua kalangan. Tidak ada keegoisan dalam berdakwah, tidak ada penyakit hati. Karena penyakit hati itulah yang akan meruntuhkan dakwah kita. Hanya kitalah yang dapat menentukan dakwah ini hendak dibawa kemana. Hanya kitalah yang menentukan arah perahu itu hendak dibawa kemana, dengan mengharap pertolongan Allah semoga perahu itu sampai pada tujuan. Bangunlah terus komunikasi dan ukhuwah, yang keduanya dapat meguatkan kinerja dakwah kita.
Teruslah berjuang, karena dakwah itu perlu perjuangan dan pengorbanan serta amal yang nyata. Bukan banyak bicara tetapi sedikit amal. Tetapi banyak beramal dan bicaralah seperlunya. Buang jauh-jauh kesia-siaan itu. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan langkah kita dalam berdakwah. Berikanlah walupun itu hanya sedikit.

BUKAN KARAKTER SEORANG KADER

Begitu banyak yang seolah-olah baik dimata manusia, padahal dibenci Allah, seperti perceraian. Begitu banyak pula mungkin sesuatu yang kita sukai dan kita anggap indah belum tentu indah dimata Allah. Saya menyadari begitu banyak kekurangan yang ada dalam diri ini, karena tidak sepatutnya diri ini kecewa kepada makhlukNYA, karena yang memang berhak kecewa pada makhlukNYA adalah Yang Maha Menciptakannya. Dan janganlah kamu menilai jelek saudaramu sendiri, karena bisa jadi seseorang atau sesuatu yang dianggap jelek olehmu, itu yang paling baik dan terbaik menurut Allah. Sangat banyak sesuatu yang tidak kita tahu, tetapi Allah tahu.
             Seperti halnya penempatan posisi seseorang dalam suatu amanah yang mungkin dimata manusia kurang sesuai, mungkin dimata Allah itu yang terbaik. Diri ini atau orang lain yang menentukan tidak berhak untuk menyatakan tidak pantas atau pantas, belum saatnya atau sudah saatnya, karena yang berhak menentukan adalah Allah. Kita hanya bisa menilai. Dan jangan pernah merasakan diri ini lebih hebat dari yang lain dan lebih kuat dari yang lain sehingga menjadikan sistem itu sebagai ajang persaingan. Sampai terjadi kelompok-kelompok tertentu dalam internal lembaga itu sendiri. Jadi, tidak boleh dalam suatu kelompok itu ada klaim sepihak tanpa kesepakatan bersama, karena penilaian kita belum tentu benar dimata Allah. Janganlah kamu sampai mempertahankan keegoanmu untuk kepentingan orang lain. Bukankah dakwah ini dapat dinikmati smeua kalangan. Jadi bangunlah komunikasi yang baik dengan orang-orang disekitar kita, jangan pernah merasa tinggi dengan apa yang kita miliki, semua jabatan, tahta, harta dan kecerdasan yang kita miliki belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi-Nabi yang Allah utus terdahulu untuk menyeru kebaikan pada manusia. Semuanya milik Allah maka akan kembali pada Allah. Maka zuhudlah, karena itu salah satu cara untuk mencegah kita dari perbuatan merasa tinggi dan besar atas yang telah diperbuat, padahal belum seberapa. Siapa kalian sebenarnya dan bagaimana kalian itu hanya Allah yang tahu. Jikalau sahabatmu sudah mengenalmu, mungkin saja ada sifatmu yang disembunyikan dari sahabatmu.
             Seringkali fenomena ketinggian hati itu terjadi pada seorang aktivis dakwah yang memang akan mengajak orang lain untuk mengenal keislaman lebih jauh dengan menyampaikan apa yang kita tahu, dan mampu. Tidak dipungkiri bahwa fenomena itu melebar menjadi suatu ambisi pribadi yang menginginkan suatu kekuasaan, bukankah amanah itu diterima, bukan meminta atau mencari posisi?
             Tsiqoh adalah modal utamanya. Jika kita tsiqoh dengan apa yang sudah ditentukan, maka kemampuan dan kemauan itu akan timbul dengan sendirinya. Amanah itu bukan saja diberikan kepada orang yang mau, tetapi kepada orang yang mampu menjalankan amanah itu. Kebobrokan suatu organisasi bukan terletak pada pemimpinnya, tetapi orang-orang yang ada dalam organisasi itulah yang dapat menentukan kuat atau tidaknya organisasi itu bertahan. Karena seorang pemimpin itu ibaratnya adalah puncak dari bangunan itu, bangunan itu tidak akan kokoh jika tidak adanya tiang-tiang yang menopangnya, dan jika tiang-tiang itu dalam hal ini ibaratnya para bawahan pemimpin itu, jika tiangnya roboh, maka otomatis bangunan itu juga akan roboh. Jadi, selain pemimpin yang kuat nan gigih, tetapi bawahannya juga harus lebih kuat pula, karena tidak akan berjalan suatu organisasi tanpa adanya campur tangan manajer dan staf yang ada didalamnya. Manajer itu mampu mengawasi kinerja staf dalam menjalankan amanahnya, jika tidak sesuai, maka manajer tersebut wajib membimbing stafnya tersebut. Seorang staf juga harus mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh manajer, misalnya harus mnejalankan proker dengan baik, maka jalankanlah, dan ketika rapat harus tepat waktu, maka jalankanlah, serta kewajiban-kewajiban lain yang memang dijadikan pendukung untuk kinerja organisasi kedepannya.
              Tidak ada salahnya melihat tulisan diatas, jika tiang-tiang itu sudah mulai rapuh, maka harus siap digantikan dengan tiang yang baru yang lebih kokoh, maka seorang pemimpin harus mengambil posisi untuk melakukan perubahan tersebut. Cukuplah kecewa itu hanya milik Allah, karena Dialah yang menciptakan makhluk yang kita kecewai itu. Kita tidak pantas untuk kecewa dengan semua hasil atau makhluk yang diciptakannya, hal ini sama saja dengan kecewa terhadap apa yang diberikan Allah terhadap kita padahal apa yang diberikanNYA adalah selalu yang terbaik untuk hambaNYA. Beitupula dengan ujian.
             Banyak sekali ujian yang ditimpakan Allah terhadap makhlukNYA, ada yang dengan kekuasaannya, ada yang dengan tahtanya, ada yang dengan hartanya, ada yang dengan nafsunya, dana ada pula dengan keikhlasannya. Semuanya memiliki catatan tersendiri dimata Allah. Hanya Allah yang berhak menilai semuanya, bukan manusia.
Sepintas penilaian manusia tentang kekuasaan adalah dengan tanggungjawabnya, tahta yaitu apakah ada ambisi mendapatkan tahta tersebut atau sesuai permintaan manajer, jika ambisi kedepannya juga tidak akan benar, karena dari segi niat saja dia sudah menyalahi aturan, menerima tahta dengan disertai ambisi, pilih analisis kebutuhan. Ingat, Rasul tidak pernah mengajarkan tentang keserakahan tapi kezuhudan. Tak perlu tahta tapi tanggung jawab yang dibutuhkan. Bukan banyak bicara, tapi sedikit amal. Tapi banyak beramal, dan bicaralah seperlunya. Seseorang mungkin sulit menahan hawa nafsu, tetapi amanah yang kalian pikul itu bukan sekedar amanah seperti dalam teori organisasi dan dasar-dasar organisasi yang dipelajari di jurusan administrasi pendidikan, tetapi amanah itu adalah yang kita pelajari dalam Al Qur’an yang datang dari Allah, maka walaupun sedang menjalankan amanah, kita harus mengendalikan hawa nafsu, tidak perlu dijelaskan langkahnya seperti apa, karena kalian pasti sudah tau mana pilihan yang terbaik untuk mnejaga nafsu itu. Karena jika amanah itu dinodai dengan nafsu, maka hancurlah amanah itu, bukan hanya amanahnya tapi lembaga yang menaunginya pun ikut hancur, karena ingat kita maish ada dalam tiang itu, kita yang menentukan tiang itu apakah akan dilapukkan karena nafsu kalian tidak isa dikendalikan sehingga akan roboh ataukah tetap bersih seperti semula dengan menahan hawa nafsu. Hanya hati kalian yang bisa menjawab. Dan biarlah Allah yang menilai. Menjaga amanah bukan lantas terhenti dalam menjaga amanah saja, tetapi menjaga kemurnian jasmani dan rohani kitalah yang harus dijaga dengan baik, karena dia yang akan menjalankan amanah itu. Kita ibaranya hanya media yang dapat menyalurkan amanah tersebut. Ibaratnya jasmani dan rohani kita itu adalah bensin yang dapat mendukung keberjalanan amanah kita. Kemurnian bensin dan olinya akan berpengarush pada lajunya kendaraan kita. Kendaraan itu ibaratnya adalah amanah, dan jasad kita adalah supirnya. Maka semuanya harus baik-baik saja. Menjaga amanah sama dengan menjaga ruhiyah kita agar tetap terjaga. Maka beramallah dan bicaralah seperlunya tidak banyak bergurau. Maka berdiskusilah jangan banyak berinteraksi dengan lawan jenis jika tidak ada pelrunya, shaum sunnahlah karena itu akan menguatkan ruhiyahmu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNYA. Bukanlah karaker seorang kader jika semua itu tidak bisa dijalankan dengan baik. Bukanlah karakter seorang kader, jika kita banyak kecewa atau mengecewakan orang lain, karena yang berhak memiliki sifat itu hanya ALLAH. Karena kita hanya makhlukNYA yang hina, bukan apa-apa dengan jenjang keorganisasian itu. Karena yang dinilai oleh Allah bukan itu, dan biarkan Allah yang menilai. Manusia hanya belajar dan mengambil hikmah.
Wallahu’alam BIsh Shawab.

AGAR TIDAK TAGHUT

kemarin malam, tepatnya malam sabtu bukanlah malam yang kebetulan. Tetapi, Allah sudah menyiapkan semuanya jauh-jauh hari untukku. Setelah seharian melakukan pencarian data untuk kepentingan urusan study akhir. Diri ini lelah, jasad ini lelah. Maka terhentilah langkah itu disebuah tempat yang didalamnya adalah orang-orang yang mengingat Allah. Di sebuah masjid, di jalan geger kalong girang saya memilih untuk berdiam disana untuk melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim. Seusai imam mengucapkan salam, seorang PO DKM mengumumkan “malam ini akan diadakan kajian bersama ust. Asep Rodhi, jika yang memiliki waktu luang harap tidak beranjak dari tempat duduknya. Terima kasih.” Setelah beliau mengucapkan salam, saya terdiam sejenak, tetap diam disini atau pergi untuk segera menyelesaikan revisian study akhirku itu, akhirnya setelah menimbang-nimbang, tidak ada salahnya juga diri ini diam sementara disini, karena sudah lama diri ini tidak berdiam di tempat ini untuk melaksanakan agenda lain selain kewajibanku sebagai muslim.
            Dari taujih yang disampaikan oleh ust. Asep Rodhi  saya mendapatkan pelajaran tentang bagaimana beriman yang baik. Intinya, kita jangan berlebih-lebihan pada sesuatu, karena sesuatu yang kita lebih-lebihkan itu akan menjadi thaghut bagi kita, mislanya nilai ujian, orangtua, adik dan kelaurga jangan terlalu berlebihan mencintainya, karena Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan. Bisa jadi keluarga kitalah yang menjadi thaghut bagi kita karena kita terlalu berlebihan mencintai mereka. Semuanya menjadi rumit dalam pikiran kita, karena otak kita ini terlalu sederhana menerjemahkan pesan-pesan Allah itu. Jadi, wajar saja bila ada sekelompok orang lain yang menegatakan bahwa organisasi ini adalah thaghut, kenapa mereka berkata seperti itu, karena mungkin ada salah seorang yang ada dalam organisasi itu terlalu mencintai organisasi tersebut. Jadi, jangan menyalahkan orang yang menagtakan demikian, tetapi intropeksi diri kita masing-masing, karena tidak akan ada asap jika tidak ada api. Sesuatu itu akan habis pada waktunya, bila masa kepemilikan harta kita sudah habis, maka Allah akan mengambilnya kembali, akrena semua yang kita miliki itu adalah pinjaman. Jadi, wajar bila Allah kecewa pada kita karena kita terlalu mencintai suami kita, atau istri kita, atau anak-anaknya atau adik dan kakak kita, semuanya harus sesuai dengan standar dengan menempatkan Allah sebagai tujuannya, dan mencintai mereka karena Allah. Selalu karena Allah. Bukan karena yang lain. Begitupun dalam organisasi ini, mencintai boleh, jika Allah tetap menjadi landasan utamanya, bukan karena yang lain. Hal ini berkaita dengan kesaksian kita terhadap Allah, dengan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH, tiada Illah selain Allah. Maka, harus ditunjukkan oleh sikap kita yang senantiasa mengingat Allah dan mencintai sesuatu karena Allah, bukan karena yang lain. Serta menyadari bahwa semuanya adalah titipan Allah karena semua akan berakhir pada waktunya.
            Iman yang hakiki itu, ketika iman itu mampu merubah diri kita. Seperti layaknya teh celup, dia memberika perubahan yang bermakna bagi air yang awalnya tidak ada rasanya menjadi air yang beraroma. Begitupula iman kita, harus mampu mengubah ibadah, perilaku, dan lisan kita. Ibadah yang baik harus disertai qolbu yang baik pula, lisannya terjaga, amal dan perasaannya juga terjaga, karena semuanya hanya untuk Allah.
              Kalimat kedua adalah ASYHADU ANNA MUHAMMAD RASULULLAH, aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Hal ini dibuktikan dengan adanya tingkah laku kita seperti junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Baik dalam lisan, ibadah maupun amal perbuatan. Namun, masih ada saja yang salah mengartikan cara ibadah beliau. Yang mesti ditiru adalah khusyuknya beliau ketika beribadah, bukan memperdebatkan cara beliau beribadah, karena hal ini sering memicu perdebatan antar-ulama dan timbul penjustifikasian bahwa si A bid’ah karena shalatnya tidak mencontoh Rasul misalnya, padahal si A itu lebih khusyuk shalatnya daripada si B yang cara shalatnya ala Nabi, tetapi pada saat shalat sering melamun, misalnya. Karena yang dinilai oleh Allah itu adalah khusyuknya, bukan cara-cara mereka shalat. Seperti yang tertera dalam QS. An Nisa: 33 bahwa islam bukanlah sekedar agama yang hasil dari dugaan kosong para ahli kitab dan pengikutnya.
              Allah membenci dan sangat membenci orang-orang yang menyeru dalam kebaikan, tetapi mereka sendiri lalai pada kebaikan itu (kaburo maktan), karena lisan dan amal sungguh jauh berbeda dengan kenyataannya. Orang-orang yang sungguh-sungguh menegakkan kalimat Allah yang ada dalam Al Qur’an adalah mereka yang sudah dapat meninggalkan hal yang sia-sia misalnya, internetan sepanjang malam. Bukan menghafal atau muraja’ah, lebih banyak internetan atau hal sia-sia yang lain atau lebih banyak muraja’ah. Tidak perlu dikatakan, tapi direnungi. Beruntunglah mereka yang mengikuti program tahfidz, karena mereka itu focus pada tugasnya dengan membaca, manghafal dan mentadaburi Al qur’an tersebut. Tidak ada hal yang sia-sia yang mereka kerjakan. Astaghfirullah, diri ini masih banyak melakukan yang sia-sia itu ya Rabb. Sungguh Allah tidak menyukai thaghut dan melarangnya, seperti yang terkandung dalam makna QS. An Nahl: 36. Didalamnya menjelaskan bahwa sesuatu yang thaghut adalah dibenci oleh Allah. Maka jauhilah. Misalnya, kita beribadah karena ingin diliat oleh orang lain, bukan diliat oleh Allah. Melakukan sesuatu hanya untuk dipuji oleh orang lain, bukan dipuji Allah. Jadi, ambisi kita itu masih ambisi pada makhlukNYA, bukan pada yang memiliki makhluk. Maka lakukanlah segala sesuatu karena Allah semata, bukan yang lain. Jangan melakukan tahghut, karena thaghut itu muncul dari sesuatu yang berlebihan.
Walahu’alam Bish Shawab.

QS YUNUS YANG INDAH

  Sungguh indah mentadaburi Al Qur’an. Ayat mana yang membuat kamu tersadarkan pada hari ini? Atau yang sudah membutamu tenang pada hari ini? Atau yang membuatmu bersih pada hari ini? Atau menjadikan kamu lebih baik pada hari ini? Semuanya hanya diri kitalah yang merasakan kejutan itu. Semuanya akan indah pada waktunya.Memahami Al Qur’an itu bukan terhenti sampai membaca, tetapi mengikuti apa yang disampaikan oleh Al Qur’an, diri ini dapat ketenangan. Karena dengan Al Qur’an dapat melenyapkan kecemasan dengan segenap rahmatNYA. Membuat kita semangat memperbaiki diri dan membuat kita tersadarkan diri. Semuanya dapat kita rasakan jika sudah memahami makna yang terkandung dalam kitab suci Al Qur’an.
              Sungguh banyak sekali ayat yang menggambarkan tentang segala kebaikan manusia. Dan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Misalnya QS Yunus yang lebih dikhususkan pada ayat 57-58, dalam ayat tersebut terdapat mu’jizat didalamnya, tetapi mungkin banyak yang tidak mengetahuinya termasuk saya. Karena saya baru mengetahui isi kandungannya ketika mengikuti ceramah di salah satu masjid di Kota Bandung. Terdapat mu’jizat dalam kandungan ayat tersbeut, namun tidak banyak orang yang tersadarkan oleh mu’jizat itu. Ayat itu telah mengingatkan kita untuk menyeru pada manusia, tidak pandang buluh baik manusia itu beriman atau tidak beriman (hal ini tergambarkan dalam makna kalimat, “yaa ayyuhannaasu”, yang artinya wahai manusia, jadi dalam hal ini dapat diartikan jika kita hendak berdakwah kita tidak boleh eksklusif, karena islam tidak eksklusif, buktinya ayat ini mengajak semua kalangan, yaitu seluruh manusia. Dalam ayat ini dijelaskan pula bahwa akan datang kebenaran pada manusia itu, yaitu Al Qur’an yang memang diciptakan untuk mengobati segala penyakit, baik penyakit hati maupun fisik. Tetapi petunjuk ini ada syaratnya. Syarat untuk mendapatkan kenikmatan yang ada dalam Al Qur’an hanyalah orang-orang yang beriman. Ayat ini mengajak semua kalangan, tetapi tetap mengajak pada satu kebenaran secara tidak langsung. Kita harus belajar dari ayat ini, dalam berdakwah kita tidak boleh eksklusif tetapi harus menyiapkan persiapan yang matang untuk dapat diterima oleh semua kalangan karena dakwah itu harus dinikmati semua kalangan, baik muslim maupun non muslim. Jadi jangan menyalahkan suatu golongan jika sekarang sifatnya lebih terbuka, bisa jadi golongan tersebut sudah memaknai makna ayat ini sebelum kita. Mungkin ini sejarahnya kenapa sekarang kelompok itu menjadi terbuka, bukan meninggalkan jika kita kecewa tetapi kita mencari tau kenapa bisa seperti itu, supaya tidak timbul rasa su’udzan kita yang lain. Saya saja baru ngeh dari ayat ini kenapa jama’ah ini menjadi bersifat terbuka, karena mereka sudah memahami ayat ini sebelum saya. Karena saya baru memahami dengan pemahaman yang pas-pasan lagi, itupun saya dapat baru-baru ini, pada malam ahad kemaren.
             Dalam seruan kedua yang terdapat dalam ayat 58 yaitu menyeru bahwa dengan beriman pada Al Qur’an akan mendatangkan suatu kebahagiaan, syarat kebahagiaan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman, seperti yang disebutkan dalam ayat sebelumnya.
             Banyak sekali fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita, terutama kefuturan. Tidak memungkiri seseorang yang sudah beriman mengalami titik kefuturan karena Allah akan menguji kita lewat kelemahan kita. Jika kita lemah pada hawa nafsu maka kita akan diuji terus-terusan dengan hawa nafsu, jika kita belum lulus dengan ujian itu maka akan diuji terus-terusan dengan ujian yang sama. Jika kita lemahnya dalam harta, maka kita akan diuji terus-terusan dengan harta kita misalnya sering kehilangan harta atau lainnya, jika kita belum ikhlas maka Allah akan mengujinya berulang-ulang smapai kita merasakan keikhlasan itu. Begitupun jika kita lemah pada hawa nafsu, kita akan diuji terus menerus dengan hawa nafsu itu. Misalnya dengan lawan jenis, baik ikhwan maupun akhwat yang diuji perasaannya karena timbul perasaan yang terlarang, jika dia belum lulus dengan ujian itu, maka Allah akan terus-terusan mengujinya sampai ia dapat menghilangkan perasaan yang salah itu, dengan cara menahan gejolak tersebut. Jika kita belum bisa menahan gejolak itu, maka Allah akan menguji kekuatan kita terus menerus sampai kita dapat menahan gejolak itu. Jika kita lemah dengan waktu maka kita akan diuji dengan sesuatu hal yang berhubungan dengan waktu, misalnya banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia dengan melakukan hal yang sia-sia, Allah tidak akan mencabut ujian itu jika kita belum bisa meninggalkan seuatu yang sia-sia itu. Jika kita lemah dengan rasa sakit, maka kita akan diuji dengan rasa sakit kita, sampai kita merasakan bahwa rasa sakit itu tidak akan menjauhkan kita pada Allah baik disaat sehat maupun sakit. Sebenarnya ini tidak ada hubungannya dengan ayat Yunus diatas, hanya intermezo saja, tiba-tiba teringat dengan fenomena ini.
              Masih dalam QS Yunus:57-58, tentunya islam itu adalah agama mayoritas terutama di Indonesia kita tercinta ini. Tapi apakah kita dapat mempertanggungjawabkan keislaman kita. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yang mendapat kenikmatan itu hanyalah orang-orang yang beriman. Dalam menyeru ajaran islam ditengah orang-orang kafir dan orang-orang yang mencela itu bukanlah hal yang aneh. Karena itu sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan menyerah ketika apa yang kita seru itu malah mendapat cacian dan makian dari orang-orang yang tidak beriman maupun yang beriman, asalkan kita tetap berpegang teguh pada ajaran yang kita usung tersebut, dapat memegang pendirian. Tidak heran jika Allah menjuluki para ulama terdahulu dengan sebutan As Sabiqunal Awwalun, gelar ini diberikan kepada setiap orang mukmin yang dapat memegang teguh ajarannya walaupun diterima dengan cacian dan celaan, bahkan hinaan dari orang luar maupun orang dalam.
Selain itu, kita berbicara tentang rizqi, rizqi yang memang oleh Allah sudah dibatasi sesuai dengan jatah yang kita terima ketika di lauh mahfudz, rizqi yang diberikan kepada kita terbatas tetapi sesuai dengan kebutuhan dan kebaikan yang kita miliki. Rizqi yang sudah dijatahi oleh Allah tersebut, maka akan datang pada waktunya, jika jatahnya sudah habis maka Allah akan mencabut nyawa kita.
             Ada dua macam rizqi yang ada di dunia, yaitu yang pertama rizqi mulutazak (rizqi tambahan) yaitu rizqi yang diberikan Allah atas usaha kita. Misalnya dengan mencari nafkah atau ikhtiar lainnya termasuk mengamen, jadi berhenti untuk tidak member barang sedikitpun untuk pengamen, karena mereka hanya mencari nafkah Allah member nafkah dengan jalan nafkah yang seperti itu, yang penting halal kecuali jika mencuri, atau melakukan hal-hal dosa yang lainnya. Yang kedua adalah rizqi ghairu multazak (rizqi tak terduga), yaitu disaat kita memberikan sesuatu kepada orang lain dengan rasa ikhlas, maka Allah akan memberikan balasannya dengan apa yang lebih besar daripada apa yang kita berikan.
wallahua'lam bis shawab

AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

Begitu banyak perpecahan golongan ummat islam di Dunia. Mereka semuanya mengaku sebagai Ahlus sunnah wal jama’ah. Bagaimana bisa disebut demikian, jika sesama muslim sudah saling mengkafirkan. Sudahkah kita memahami arti Ahlussunnah wal jama’ah itu sendiri, wallahu’alam.

Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ahlu yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan. Dan kata Sunnah yang berarti apa yang datang dari Nabi baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiyamat.(Berdasarkan Majmu’ Fatawa III/ 357). Sunnah disini bukan dalam konteks fiqih (syariah), dalam arti jika kita melakukan sesuatu ibadah mendapat pahal, jika tidak melaksanakan tidak apa-apa. Tetapi, sunnah disini lebih dalam konteks Thariqahnya (jalan hidup) yang dilakukan Rasulullah, baik perkataan ataupun perbuatan. Dapat diartikan pula bahwa Orang Ahlussunnah adalah orang yang mengetahui sesuatu yang halal dan yang haram, baik makanan ataupun unsur lainnya yang mengandung halal dan haran tersebut. Karena, sesuatu yang haram itu tidak dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya terdahulu. Dengan demikian, Ahlussunnah adalah orang yang mengikuti sunnah Rasulullah dan para sahabatnya.

Sedangkan “Jama’ah” itu sendiri jika dilihat dari segi bahasa berarti bersama atau berkumpul. Jadi, “Ahlussunnah Wal Jama’ah” itu artinya orang yang berkumpul atau berkelompok yang menjalankan sunnah Rasulullah dan para sahabat, tabi’ut dan tabi’in, yang mengamalkan sampai hari kiamat.
Kriteria untuk mendapatkan gelar Ahlussunnah Wal Jama’ah  itu adalah para sahabat yang melihat dan mengamalkan sunnah Rasul, para ulama yang mengikuti Rasulullah dan para sahabatnya dan tidak merubahnya sedikitpun, dan mereka orang-orang ghuroba (terasing), karena dianggap aneh oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya tetapi dia mampu bertahan mengamalkan sunnah Rasul dan para pengikutnyadengan keterasingannya itu. Oleh karena itu, muncullah hadits Maka berungtunglah orang-orang yang terasing, yiatu orang-orang yang shalih ditengah orang-orang yang jahat.
Seperti yang dikatakan dalam paragraf awal, bahwa kita jangan mengkafirkan sesama muslim. Karena hal ini berdasarkan pada prinsip dan manhaj ahlussunnah wal jama’ah, yang terbagi menjadi sepuluh prinsip (dalam Buku Prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal Jama’ah, Fauzan bin Abdullah) yaitu:

  1. Mengamalkan Rukun Iman
  2. Beriman yang diawali dengan keyakinan, yang diamalkan dalam perkataan dan perbuatan, tanpa adanya keyakinan maka kita termasuk orang yang munafik, karena itu yang dilakukan oleh orang-orang munafik
  3. Tidak mengkafirkan seorangpun sesama muslim. Jadi, sungguh jelas aturan Allah yang melarang sesama umat muslim saling mengkafirkan karena hal tersebut bukan termasuk dalam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Janganlah mengaku dirinya sebagai ahlussunnah wal jama’ah jika dirinya atau golongannya masih menganggap sesama muslim itu adalah kafir.
  4. Ta’at kepada pemimpin kaum muslimin. Tetapi ada syaratnya, syaratnya yaitu tidak memerintahkan sesuatu yang maksiat. Maka, pilihlah pemimpin yang baik dan muslim. Untuk itu, tidak dilarang jika seorang muslim ikut serta dalam dunia perpolitikan, karena mau tidak mau seorang pemimpin itu harus dapat masuk kedalam dunia politik. Tidak ada salahnya jika kita masuk ke parlemen. Supaya pemimpin yang terpilih itu bukan pemimpin yang zalim. Di Indonesia? Silahkan nilai sendiri.
  5. Haramnya melakukan pemberontakan jika terjadi suatu kesalahan terhadap diri seorang pemimpin. Kebanyakan orang menilai hal ini sebagai amar ma’’ruf nahi munkar. Tetapi harus dilihat dulu, apakah tindakan kita itu merugikan ummat atau tidak, jika merugikan maka jangan dijalankan. Hal ini sesuai dengan perintah Rasulullah tentang wajibnya ta'at kepada mereka dalam hal-hal yang bukan ma'shiyat dan selama belum tampak pada mereka kekafiran yang jelas. Berbeda dengan Mu'tazilah yang mewajibkan keluar dari pemimpin yang melakukan dosa besar walaupun belum termasuk amalan kufur dan mereka memandang hal tersebut sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Padahal sebenarnya tindakan mereka itu termasuk kemunkaran yang besar karena menimbulkan bahaya yang besar bagi umat.
  6. Tidak mencela para sahabat. Ahlus Sunnah memandang bahwa khalifah setelah Rasulullah secara berurutan adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhumajma'in. Barangsiapa yang mencela salah satu di antara mereka, maka dia lebih sesat daripada keledai karena bertentangan dengan nash dan ijma’ atas kekhalifahan mereka .Berbeda dengan sikap ahlul bid'ah dari kalangan Rafidhoh maupun Khawarij yang mencela dan meremehkan keutamaan para sahabat.
  7. Mencintai keluarga Rasulullah
  8. Membenarkan adanya karomah pada para wali Allah. Tetapi sering salah diartikan oleh sebagian kelompok atau orang. Karomah disini adalah suatu penghormatan kepada para wali Allah yang telah menyebarkan agama islam di Dunia setelah zaman Rasulullah dan para sahabat, tabi’ut dan tabi’in. Namun, pada zaman sekarang orang-orang banyak yang tersesat mengartikan karomah itu sendiri. bukan jampi-jampi, sihir atau pekerjaan para pendusta lainnya. Mereka sering memanfaatkan arti karomah para wali, dengan menggunakan jampi-jampi atau sihir sehingga itu menjadi perbuatan syirik. Misalnya, shalat di makam para wali biar tambah rizqi, padahal ini sudah menyimpang. Karomah yang dimaksud disini adalah karomah yang datangnya dari Allah. Karomah disini adalah kejadian luar biasa yang diperlihatkan Allah kepada para hamba-Nya yang sholeh dan bersumber dari Allah semata. Sedangkan sihir adalah kejadian yang luar biasa yang diperlihatkan para tukang sihir dan orangorang kafir dengan maksud untuk menyesatkan manusia dan mengeruk harta-harta mereka dan bersumber pada kekafiran dan kemaksiatan.
  9. Mengamalkan Al Qur’an dan As Sunnah dalam perkataan dan perbuatan. Dalam hal ini, kita tidak boleh berijtihad sembarangan kecuali siapa yang telah memenuhi persyaratan tertentu menurut ahlul 'ilmi. Perbedaan-perbedaan diantara mereka dalam masalah ijtihad tidak boleh menimbulkan permusuhan dan saling memutuskan hubungan diantara mereka, sebagaimana dilakukan orangorang yang ta'ashub dan ahlul bid'ah. Mereka tetap metolerir perbedaan yang layak (wajar), dan tetap saling mencintai satu sama lain. Sebagian mereka tetap shalat di belakang yang lain betapapun perbedaan masalah far'i (cabang) diantara mereka. Sedang ahlul bid'ah saling memusuhi, mengkafirkan dan menghukumi sesat kepada setiap orang yang menyimpang dari golongan mereka.
  10. Menjadikan kesembilan prinsip tadi sebagai aqidah yang diyakininya. Singkatnya mereka selalu berahlak mulia dan berbuat baik kepada kedua orang tua, menyambung tali persaudaraan, berlaku baik dengan tetangga, dan mereka senantiasa melarang dari sikap bangga, sombong, dzolim (aniaya) sebagaimana firman Allah (QS. An-Nisa:36)
Selama jama'ah-jama'ah dakwah yang bermacam-macam ini menyimpang maka ini akan membahayakan bagi Islam karena menyebabkan seseorang berpaling ketika akan masuk agama Islam dan hal tersebut bukanlah dari ajaran Islam. oleh karena itu, sesam muslim tidak boleh saling mengkafirkan. dalam internal muslimnya saja seperti itu, bagaimana orang non muslim bisa tertarik untuk masuk islam. cobalah bersikap dewasa. kita itu sesama muslim, golongan muslim yang lain juga sama itu orang muslim juga, tidak ada yang membedakan. jadi jangan merasa eksklusif sendiri.
Wallahu’alam Bis Shawab

MENGUAK FAKTA DONOR DARAH

Donor darah merupakan niat yang sangat mulia. Namun, niat untuk membantu sesama tersebut sering kali luntur oleh berbagai kekhawatiran yang sebetulnya belum tentu benar. Simak penjelasan dari dr Udja Bachrussany, Kadiv Pengadaan Darah Unit Transfusi Darah Daerah DKI, dan dr Endang Peddyawati, SpGK, spesialis Gizi Klinik dari RS Persahabatan Jakarta, mengenai mitos dan fakta seputar donor darah.

Donor darah bikin gemuk? Tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk mendonorkan darahnya karena mitos yang mengatakan setelah donor darah tubuh akan menjadi gemuk. Menurut dr Endang Peddyawati, SpGK, secara teori, kegemukan terjadi karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dari yang dikeluarkan. "Jadi, tidak ada kaitannya dengan donor darah," ujar dokter yang biasa disapa Peddy ini.

Setelah mendonorkan darah memang biasa disediakan semangkuk bubur kacang hijau, mi atau telur rebus, dan segelas susu. Para pendonor memang disarankan untuk makan minimal empat jam setelah mendonorkan darah karena tubuh perlu menyesuaikan diri terhadap perubahan volume darah.

Membuat badan lemas Sebenarnya proses donor darah hanya mengambil 250-500 cc darah. Jumlah tersebut tidak akan berpengaruh banyak karena tubuh kita memiliki persediaan darah hingga 5.000 cc. "Tubuh memang bisa drop kalau setelah mendonorkan darah kita malas makan," imbuh dr Udja.

Wanita tidak boleh mendonorkan darah Pada dasarnya donor darah boleh dilakukan siapa saja, baik pria maupun wanita, sepanjang ia berbadan sehat dan memenuhi syarat kesehatan. Pada wanita, memang ada keadaan tertentu yang membuatnya tidak boleh mendonorkan darah, seperti sedang hamil, menyusui, atau sedang menstruasi.
"Pada saat hamil, secara fisiologis kadar hemoglobin dalam darah akan menurun karena ada penambahan volume darah. Demikian juga pada wanita yang sedang haid. Di luar, sepanjang sehat dan memenuhi syarat, wanita boleh mendonorkan darahnya," kata dr Udja.

Menimbulkan "kecanduan" Sekalipun proses donor darah dilakukan secara rutin, hal ini tidak akan mengubah proses metabolisme atau jam biologis tubuh. Jadi, tidak benar kalau disebutkan donor darah akan membuat tubuh jadi ketagihan. "Yang pasti donor darah membuat sehat," kata dr Udja.

Sumber: Kompas

BAHAYA MINUMAN BERSODA

Banyak sekali yang menyukai jenis minuman ini, dari kalangan anak – anak sampai orang dewasa. Namun, sadarkah kita akan kandungan gizi kesehatan yang ada dalam minuman ini. Memang, minuman ini dikenal sebagai minumannya anak – anak gaul. Bagi mereka yang mengkonsumsi minuman ini, dia anak gaul. Gaul boleh, asal sehat. Ternyata, minuman bersoda itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Diantara kesegaran dan kebaikan minuman bersoda, berikut ini adalah fakta yang ada dalam minuman bersoda:

  1. Dalam minuman bersoda terkandung kadar gula 7 – 10 sendok teh. Jika minuman ini dikonsumsi oleh anak – anak, sungguh tidak tepat. Karena anjuran dokter, anak – anak hanya boleh mengkonsumsi air gula sebanyak 3 – 4 sendok teh, sedangkan air soda mengandung 7 – 10 sendok teh gula, sungguh sangat melebihi kadar. Tidak heran, jika anak – anak gendut secara tidak wajar.
  2. Selain itu, karena dalam minuman soda terdapat kandungan zat gula dan asam fosfat yang dapat memperburuk kerusakan gigi dengan cara melarutkan kalsium gigi. Selain itu, minuman bersoda juga dapat merusak tulang. Karena, Salah satu kandungan minuman bersoda adalah asam fosfat. Anak – anak yang giginya ompong selain karena gula yang menempel di gigi itu sangat sulit dihilangkan, juga karena kandungan asam fosfat yang merusak gigi. Selain itu, karena dalam minuman soda terdapat kandungan zat gula dan asam fosfat yang dapat memperburuk kerusakan gigi dengan cara melarutkan kalsium gigi. Selain itu, minuman bersoda juga dapat merusak tulang. Karena, Salah satu kandungan minuman bersoda adalah asam fosfat. Dalam suatu penelititan, asam fosfat ini bisa menyebabkan penyakit kerapuhan tulang. Hal ini karena asam fosfat bisa melarutkan kalsium yang ada di dalam tulang. Akibatnya, tulang menjadi rapuh dan keropos. Fakta ini dibuktikan oleh sebuah penelitian pada sebuah gigi pecah yang diletakkan kedalam segelas Pepsi, dan beberapa hari yang telah ditentukan ternyata gigi tersebut telah larut.
  3. Minuman bersoda kaya akan kalori. Kalori yang masuk ke dalam tubuh bisa meningkatkan risiko obesitas. Tak hanya bagi orang yang sudah dewasa, anak-anak bisa menderita obesitas. Minuman ini juga sangat terlarang bagi mereka yang menderita penyakit diabetes karena kandungan gula yang berlebih dan tidak sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
  4. Selain itu, karena banyak mengandung asam maka air soda bisa membersihkan kerak WC yang ada di kamar mandi, atau karat besi, noda minyak atau lemak yang menempel dalam baju. Bayangkan jika air soda itu masuk kedalam tubuh kita. Sungguh sangat merusak organ tubuh kita, terutama usus dan lambung, karena banyak mengandung asam. Selain itu, minuman bersoda bisa menyebabkan obesitas karena kadar gula yang terkandung dalam soda melebihi dosis yang dianjurkan dokter.
  5. Minuman bersoda mengandung kafein. Zat ini sejak dulu dikenal sebagai zat yang mampu membuat orang ketergantungan. Meskipun kafein mempunyai efek positif terhadap tubuh, efek negatif kafein ternyata lebih banyak. Misalnya, membuat jantung berdebar, insomnia, tekanan darah rendah, dan lain-lain.
  6. Dalam suatu penelitian di Amerika Serikat, kandungan minuman bersoda dipercaya sebagai salah satu pemicu timbulnya kanker pankreas. Dalam penelitian tersebut, 87% responden yang minimal mengkonsumsi minuman bersoda 2 kali sehari mengalami peningkatan risiko kanker pankreas.
  7. Minuman bersoda mengandung gas yang menyebabkan lambung tidak bisa menghasilkan enzim yang sangat penting bagi proses pencernaan, yang demikian itu terjadi jika mengkonsumsinya bersamaan dengan makan, atau setelahnya. Juga menyebabkan peniadaan fungsi enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, yang selanjutnya tergganggunya proses pencernaan dan pengambilan sari-sari makanan. Jadi, disaat kita mengkonsumsi minuman soda, kita sedang menelan gas CO2 yang seharusnya kita keluarkan dalam tubuh kita.

Solusinya adalah, ganti minuman bersoda dengan sop buah yang lebih sehat. Gemuk itu bukan berarti kita itu sehat, justru gemuk itulah kurang gizi. karena, orang yang sering mengkonsumsi soda, itu kekurangan protein dalam tubuhnya, dan kelebihan gula. Walapun sensasi rasanya yang menyegarkan, minuman bersoda menyimpan bahaya yang serius bagi tubuh. Mari ganti pola hidup kita menjadi pola hidup sehat. Sehat bukan berarti banyak makan, atau gemuk. Sehat itu tubuh kaya akan gizi dan selalu memperhatikan gizi dalam makanan sebelum kita mengkonsumsi makanan tersebut.
Wallahu’alam.
Semoga bermanfaat.

MENELADANI UMMU SULAIM

Ummu Sulaim yang memiliki nama lengkap Rumaisha binti Milhan, ibu Anas bin Malik, adalah salah satu wanita shalehah yang patut dijadikan teladan oleh kita para muslimah. Beliau adalah seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj yang kaya dan jelita. Beliau dikenal memiliki otak yang sangat cerdas dan penuh kesabaran lagi indah akhlaqnya. Beliau menikah dengan pamannya yang bernama Malik bin Nadhar. Pada suatu ketika, singkat cerita Ummu Sulaim mengucapkan dua kalimat syahadat yang dibimbing oleh Rasulullah, hingga pada waktu itulah Ummu Sulaim dinyatakan sebagai muslim. Namun, suaminya sangat tidak menyetujui beliau masuk islam, karena dengan pernyataan beliau masuk islam, dianggap pemurtadan oleh suaminya. Sampai – sampai suaminya itu meninggalkan rumahnya dan keluarganya, yang saat itu Ummu Sulaim sedang masa penyusuan anaknya yang bernama Anas. Ternyata, takdir berkehendak lain, Malik akhirnya terbunuh oleh mushnya yang menghadang disaat dia keluar untuk memutuskan meninggalkan rumah selamanya. Namun, Ummu Sulaim tetap memiliki semangat untuk membesarkan dan mendidik anaknya, Anas bin Malik dengan cara yang islami.

Sampai tiba masanya ada seorang bangsawan yang ingin meminangnya, ia bernama Abu Thalhah. Namun, dengan kesucian hati dan ketinggian imannya kepada Allah, beliau tidak begitu saja menerima lamaran dari Abu Thalhah yang belum menjadi muslim pada waktu itu. Ketika Ummu Sulaim ditanya oleh Abu Thalhah mengenai alasannya menolak lamarannya, beliau hanya menjawab
"Tidak selayaknya saya menikah dengan seorang musyrik, ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa sesembahanmu selama ini hanyalah sebuah patung yang dipahat oleh keluarga fulan. Dan apabila engkau mau menyulutnya api niscaya akan membakar dan menghanguskan patung-patung itu."

Jawaban Ummu Sulaim sungguh sangat menghantam Abu Thalhah dan membuat beliau berpikir secara matang, bagaimana caranya agar dia tetap bisa meminang seorang wanita yang bernama Ummu Sulaim yang dikenal dengan kesholehannya dan kecantikan parasnya. Akhirnya Abu Thalhah datang kedua kalinya untuk menemui Ummu Sulaim dengan tujuan yang sama, yaitu meminang beliau. Namun, Ummu Sulaim tetap teguh pada pendiriannya dengan mengatakan:
"Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?"

Dengan penuh semangat, Abu Thalhah menjawab: "Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan," namun jawaban itu bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Ummu Sulaim, karena beliau menjawab "Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam."

Dengan tidak berpikir panjang lagi, akhirnya Abu Thalhah menemui Rasulullah untuk membimbingnya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Akhirnya, Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya." Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.
Tidak hanya kesucian dan kelembutan Ummu Sulaim, suaminya yang bernama Abu Thalhah pun adalah seorang Bangsawan yang Dermawan. Hal ini terbukti karena pada waktu itu beliau mendengar suatu ayat yang berbunyi:
"Sekali-kali belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (Ali Imran:92)

Mendengar ayat tersebut, maka beliau langsung menghampiri Rasulullah seraya berkata:
"Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha. Saat ini tanah itu saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda, wahai Rasulullah."

Dan bersabdalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, "Bakh, bakh itu adalah harta yang menguntungkan dan saya telah mendengar perkataanmu tentang harta itu dan saya sekarang berpendapat sebaiknya engkau bagi-bagikan tanah itu untuk keluarga kalian."

Abu Thalhah pun menuruti perintah Rasululah dan membagi-bagikan tanah itu kepada sanak familinya dan anak keturunan pamannya. Tak berapa lama Alah memuliakan seorang anak laki-laki kepada pasangan berbahagia itu dan diberi nama Abu Umair.

Selang beberapa waktu kemudian, keduanya dianugerahi seorang putra. Baru berumur beberapa bulan, anak mereka ditimpa ujian sakit sampai anak tersebut menghembuskan nafas terkahirnya. Namun, Ummu Sulaim menganggap itu hanyalah titipan, jadi wajar jika Allah telah mengambilnya, karena itu bukan milik kita. Namun, beberapa waktu kemudian, keduanya dianugerahi kembali seorang putra yang diberi nama Abdullah bin Thalhah.  Dan subhanallah barakahnya ternyata tak hanya sampai di situ. Abdullah kelak di kemudian hari memiliki tujuh orang putra yang semuanya hafizhul Qur’an. Keutamaan Ummu Sulaim tidak hanya itu, Allah subhanahu wa ta’ala juga pernah menurunkan ayat untuk pasangan suami istri itu dikarenakan suatu peristiwa. Sampau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menggembirakannya dengan janji surga dalam sabdanya:

"Aku memasuki surga dan aku mendengar jalannya seseorang. Lantas aku bertanya "Siapakah ini?" Penghuni surga spontan menjawab "Ini adalah Rumaisha binti Milhan, ibu Anas bin Malik."
Sahabiyah Ummu Sulaim radhiallahu anha adalah salah seorang wanita utama yang meninggalkan jejak yang abadi di dalam sejarah Islam. Al Imam An-Nawawy Rahimahullah berkata tentang dirinya, ” Dia termasuk wanita-wanita yang utama” (Tahdzibul-Asma’, 2/363). 

Beliau seorang isteri yang solehah, daie yang bijaksana dan pendidik yang utama dengan cara menyerahkan anaknya ke madrasah Nubuwwah untuk menceduk ilmu dan hikmah langsung dari sumbernya sehingga anak beliau meraih gelar dan darjat yang tinggi di sisi Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. 
Di samping itu, Ummu Sulaim radhiallahu anha juga seorang penghafal hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau meriwayatkan empat belas hadis dari baginda, dua hadis Muttafaq Alaihi, satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan dua hadis diriwayatkan oleh Muslim.

Ummu Sulaim radhiallahu anha juga mendapatkan khabar gembira sebagai salah seorang nisa’ mubasysyarat bil jannah (wanita yang dijamin syurga). Khabar ini disampaikan melalui Anas bin Malik radhiallahu anhu yang menuturkan dari sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, ”Aku masuk syurga lalu aku terdengar sebuah suara di hadapanku. Ternyata aku sedang berhadapan dengan Al-Ghumaisya’ bintu Milhan” [HR Bukhari]

Al-Ghumaisya’ dalam hadis di atas ialah Ummu Sulaim radiallahu anha. Sesungguhnya keberuntungan yang besar bagi diri sahabiyah utama ini atas keredhaan Allah dan kecintaan Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam terhadapnya.

Wallahu 'alam