Minggu, 08 Juli 2012

KESEDERHANAAN KELUARGA KAMI

Malam ini aku merindukan wajah yang teduh itu, wajah yang dibalik keteduhannya menyimpan kecemasan terhadap buah hatinya yang pergi mencari ilmu. Mamah.. walaupun baru saja beberapa jam yang lalu saya sampai di bandung dari perjalanan panjang cirebon-bandung. Hal ini dilakukan hanya untuk bertemu kedua belahan jiwaku itu..mamah, papah,,,
Mamah..sosok perempuan yang sederhana, yang tidak mau apa-apa selain membahagiakan buah hatinya. Lelah karena bekerja seharianpun tak dirasakannya, peluh bercucuranpun terasa nikmat jika anaknya bahagia.. tidak pernah menuntut papah untuk membelikan ini itu, sehingga alhamdulillah keluarga kami tidak mengenal kata korupsi. Konon katanya korupsi itu timbul ketika banyaknya tuntutan yang terjadi dalam keluarganya terutama istri.
Papah, sosok lelaki yang bijaksana lagi tegas,, tiada lelah mencari nafkah untuk keduanya anaknya yang pergi ke negeri seberang kota.. beliau tidak mau anaknya terjerumus kedalam jalan yang salah, sampai ketika anaknya pergi untuk menginap di rumah teman tidak diijinkan, dan jika pulang malam beliau rela untuk menjemputku, saya merasa dilindungi walaupun saat itu bukan perasaan itu yang timbul. Tapi rasa kekesalan karena papah selalu mengontrol kegiatanku dan aktifitasku, jujur waktu itu saya benci sama papah. Maafkan yayu pah.. setelah beranjak dewasa, saya mengerti kalau itu semata dilakukan untuk melindungi anaknya dari segala bahaya. Itu yang kurasakan ketika berinteraksi dengan beliau.
Keikhlasan hati mamah dalam membahagiakan anaknya tidak pernah pudar, sampai pada saat anaknya jarang pulangpun beliau memakluminya.. walaupun aku tahu ada semburat kesedihan ketika saya tidak pulang sedangkan teman-teman sebaya saya pulang ke rumah disaat liburan, sedangkan saya tidak bisa menikmati keindahan itu.. tapi saya yakin bahwa ini yang disebut dengan tadhhiyah (pengorbanan).. yang balasannya lebih nikmat daripada kenikmatan yang saya korbankan sekarang, karena kenikmatan di dunia ini hanya fatamorgana..
Namun, jujur saya akui,, ketika aku tidak mendapatkan nikmat itu (bertemu dengan mamah) aku sampai menangis, tidak bergairah melakukan aktifitas.. hanya wajahnya yang teduh yang selalu ku ingat. Ya Rabb.. hamba menduakanmu dengan mamah.. maafkan aku.. kasih sayang hamba pada mamah tak terkira jumlahnya,,namun kasih sayangn yang diberikan sejak saya masih dalam janin jauh lebih tidak terukur jumlahnya daripada kasih sayangku ini.
Dede, walaupun statusnya sebagai adikku satu-satunya, tetapi dia adalah sosok pria yang sangat menyayangi kakak perempuannya. Sangat melindungi kakaknya dan tidak mau menyakiti atau melukai perasaan kakaknya satu-satunya. Pernah ketika masih anak-anak, usia TK kalo tidak salah karena saya sering menyuruh ini itu dede tidak mau jadi bungsu dan mau tukeran dede yang jadi kakak gitu. Sampai saat itu saya tidak mau menyakiti adikku karena menyuruh. Saya lebih sering mengerjakan sesuatu sendiri, sampai sekarang. Terima kasih dede telah mengajarjan yayu tentang artinya menghargai orang lain dan tidak asal nyuruh, lebih enak jika sesuatu itu dikerjakan sendiri. Yayu sayang dede karena Allah.
Ya Allah saat ini hamba kangen sama mamah.. mah, maafkan yayu belum bisa menjadi anak yang benar-benar berbakti pada orangtua.. pah, maafkan yayu karena belum bisa memenuhi apa yang diinginkan olehmu. Yang penting khan proses bukan hasil, iya khan pah?
Kerelaan papah ketika anaknya membutuhkan sesuatu, beliau bersedia mencarikannya sampai dapat tidak peduli sampai meminta orang lain untuk membantu mencarikan apa yang diinginkan anaknya. Saya teringat waktu itu papah lagi di bandung karena urusan dinas, sedangkan saya sedang membutuhkan papan untuk ujian kelas 3 SMP, sampai papah menelepon orang kantor untuk mencarikan papan itu, sampai sekarang papan itu masih tersimpan di sudut kamarku.. walaupun saya menerimanya bukan dari tangannya, tapi dari tangan orang lain yang memang disana terletak kasih sayang papahku..
Saya beruntung mendapatkan orangtua yang keduanya sangat menyayangi anak-anaknya. Saya beruntung karena dilahirkan dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam, walaupun keluarga kami khususnya bukan keturunan kiyai atau ustadz, namun kakek adalah seorang lelaki bijak yang sangat disegani oleh penduduk sekitar, dibilang ustadz, bukan kiyai juga bukan. Tetapi beliau adalah kiyai yang bukan ustadz dan ustadz yang bukan kiyai.. ga ngerti ya? Sama saya juga. Beliau yang tidak mau mempunyai cucu yang buta huruf Al Qur’an. Orang yang mengenalkan dan melancarkan bacaan Al Qur’an saya adalah kakek saya sendiri. Ditambah dengan pengulangan oleh mamah di rumah. Saya diajarkan betapa pentingnya bersikap sederhana, karena pada hakikatnya sikap sederhana itu tidak mengundang kejahatan orang lain yang melihat kita. Kesederhanaan sangat melekat dalam diri keluarga kami, namun dengan kesederhanaan itulah kita dapat mengetahui betapa pentingnya nilai kezuhudan seseorang dalam menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Tidak berlimpah-limpahan kemewahan dalam mejalani kehidupan.
Alhamdulillah walaupun saya tidak ikut pesantren, saya memahami sufinah, sulam, jurmiyah, nakhwu, sharaf, dan bahasa arab tingkat dasar. Alhamdulillah keluarga kami sangat menjunjung tinggi nilai keislaman sehingga paman saya sendiri adik mamah yang paling bungsu, walaupun beliau tidak membuka pesantren tetapi gaya belajar dan metodenya seperti belajar di pesantren. Namun pada saat saya beranjak SMA saya tidak mau mengaji lagi, karena merasa sudah mulai disibukkan dengan tugas PR yang dikerjakan malamnya, ngajipun menjadi jarang dan sering bolong. Astaghfirullah..
Berbicara tentang kesederhanaan, apakah yang diajarkan oleh orangtuaku selama ini membentuk dalam sifat genetikku atau sebaliknya. Berbicara pada masa lalu, itulah yang diajarkan oleh orangtuaku semasa kecil silam, sehingga membentuk pribadiku seperti sekarang. Yang menjadi pertanyaan, apakah sifat genetik mamah yang sangat menjunjung tinggi kesederhanaan tertanam dalam diriku? Aku tak tau..
Konon katanya, qarun itu hancur karena tidak adanya kesederhanaan yang dimilikinya disaat menerima segala kenikmatan yang dimilikinya, dia hancur bersama harta yang dimilikinya. Bisa jadi kita juga bisa hancur karena tidak memiliki sikap ketidaksederhaan itu.
Pada hakikatnya sikap sederhana itu timbul dari rasa kezuhudan, jika zuhud itu sudah melekat dan menyatu dalam hati kita maka sikap sederhana itu akan timbul dengan sendirinya. Bukan keluarga pemalas yang tidak mandiri, bukan keluarga yang hobinya foya-foya dan tidak tegas, bukan keluarga koruptor. Tetapi keluarga yang dilandasi kasih sayang dan kesederhanaan. Itulah yang sedang dibangun oleh keluargaku. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk berikhtiar, untuk mencapai ridhoNYA dan meraih apa yang diinginkan. Serta jangan letih untuk berdoa memohon ampunan pada Allah, mari bangkitkan semangat!! Karena kita bukan keluarga yang pemalas yang hanya bergantung pada orangtua, kita adalah pekerja keras dan mandiri serta menjunjung nilai kesederhanaan.
Fiuh….
Ini adalah coretan kerinduanku kepada mamah dan keluargaku di Cirebon dan Kuningan sana.
Mamah, papah, dede, yayu mencintai dan menyayangi kalian karena Allah.. terima kasih sudah menyayangiku sepenuh hati, maafkan yayu belum bisa membalas semua kebaikan kalian, tiada daya upaya terima kasih atas semuanya. Ya Allah satukanlah kami kelak di surgaNYA.
Sepupuku mba, neng, ceuceu, akang, aa, teteh, ade, adek-adek ponakanku yayu menyayangi kalian karena Allah,,,
Uwa, mamang, bibi, terima kasih telah banyak membantu kami dalam banyak hal
Mamo tua (kakek dari mamah), yayu merindukanmu saat ini, semoga tenang di alam sana.. terima kasih atas semua yang diberikan selama masih hidup hingga akhir hayat terutama tidak membutakanku dalam Al Qur’an dan ajaran islam ala pondok.. terima kasih tidak terkira untuk semua jasamu..
Minde (nenek dari mamah), terima kasih selama masih hidup telah mengajarkan yayu tentang kesederhaan, yayu salah satu cucu yang lumayan bandel,,maafkan yayu minde, semoga tenang disana bertemu mamo tua di surgaNYA kelak. Terima kasih atas penguatan nilai islam sepanjang hayat.
Embah+embah gede (kakek, nenek dari papah), walaupun embah gede tidak pernah bertemu namun dari cerita beliau itu sungguh bijaksana sungguh seperti papah, embah terima kasih telah mengajarkan yayu tentang hakikat menjadi perempuan yang sesungguhnya, tidak galak dan seperti cowok, kelembutan embah seperti kelembutan mamah, kesabaranpun mengingatkanku pada mamah. Semoga mereka tenang di alam sana.
Saya merindukan kalian saat ini.. I LOVE U Because Allah...
Ya Allah terima kasih atas semua yang diberikan kepada keluarga kami, terima kasih atas semua kasih sayang yang diberikan selama ini pada keluarga kami. Terima kasih atas segala kenikmatan ini, jangan lepaskan kami dari genggamanmu ya Rabb..
Semoga syukur ini diterima..
Amiin…

PUISIKU TENTANG KEADILAN

Kemanakah Keadilan Itu Sekarang
Angin malam nan dingin menyapu jalanan dan dinding ibu kota
Masih tertanam dalam benak jiwaku
Selembar potret kehidupan
Kehidupan yang mungkin tabu bagi kita
Dalam balutan selimut awan dan beralas koran
Pemuda jalanan bangkit
Kalbunya bergetar mendengar tangis dan suara lapar
Matanya nanar melihat bilur-bilur kesewenangan
Ingin rasanya ku menangis
Kemana keadilan itu wahai penguasa negeri?
Pernahkah engkau berpikir tentang keadilan bangsa dan rintihan rakyat jelata?
Kini, aku melangkah untuk sebuah pesan untukmu
Menggugat keangkuhan yang duduk tenang di atas istana
Menghentak sanubari penguasa yang alpa
Ketika mereka merintih
Adakah daya upaya engkau untuk membangkitkan tubuhnya?
Kini kau biarkan mereka menjadi rakyat jalanan yang tak ada harganya
Mereka yang tak pernah mengeluh dalam setiap permasalahan yang dihadapinya
Mengokang sebuah kehidupan bukan kekotoran jiwa
Jiwamu lebih kotor daripada tangan-tangan hitam mereka
Mereka yang mengusung kejujuran hati di atas aspal hitam
Kami bersatu dalam barisan yang kokoh
Bertamengkan idealisme yang luhur
Berseru untuk kehidupan yang semestinya
“Suara pemuda adalah suara rakyat..”

Semilir angin terus berhembus
Menyibak tabirnya yang dingin membeku
Dinding ibu kota masih dinding ibu kota
Hanya kini warnanya telah berbeda
Warnanya kini merah hedonis
Dicat oleh matrealisme metropolis
Paduan warna polkadot fashionable dan pinky have fun lifestyle
Kini...
Semua pemuda dijadikan budak kegilaan zaman
Dijadikan hamba oleh fashion up to date dan levis bin fungky

Pemudanya dibuat silau lampu-lampu diskotik
Sehingga mereka menjadi rabun ketika di hadapan ada ketidakadilan
Persetan dengan ketidakadilan!
Toh, gossip selebritis lebih menarik untuk dilirik
Telinga mereka pun kini sudah minus pendengarannya
Telinga para penguasa matrealisme
Tentu saja...
Karena selama ini terus- menerus disumbat earphone MP3, MP4, atau apapun yang mereka cantolkan di lubang telinga mereka
Mulut mereka disumpal oleh uang-uang kotor hasil penipuan negara
Sehingga mereka tak lagi awas mendengar jeritan yang begitu sampai mencakar langit milik anak-anak dan ibu-ibu tua yang dilindas kecongkakan penguasa.

Angin malam akan terus berhembus melintasi ruang dan waktu
Dinding ibu kota masih tetap di sana
Menanti sang pemuda yang akan megukir memoar perjuangan...........
Menanti keadilan
Masih adakah keadilan itu?
Jika ada dimana dia sekarang?
Tunjukkan padaku tentang keadilan itu
Bukan matrealisme, hedonisme, dan kapitalisme
Hanya satu pintaku
KEADILAN

MENELADANI KONSEP JIHAD HASAN AL BANNA

Hasan al banna berkata : “ada tingkatan amal yang dituntut dari seorang al akh (saudara muslim) yang tulus” adalah sebagai berikut :
1. Ishlahun Nafs (Perbaikan Diri Sendiri)
Sebelum berdakwah, kita mesti memperbaiki diri sendiri, dan lakukan sesuatu yang akan kita dakwahkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita kaburo maktan, Na’udzubillah. Sebelum kita menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan, maka kita harus melakukan terlebih dahulu. Sama halnya jika kita ingin berdakwah kepada orang lain, langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri, supaya dakwah kita mudah tersampaikan dan dapat diterima oleh masyarakat. Karena apa yang kita sampaikan akan terus diingat oleh orang yang menjadi objek dakwah kita itu. Dan bisa jadi apa yang kita katakan adalah menjadi teladan bagi siapapun yang mendengar atau menyimaknya. Maka disini sangat penting, sebelum kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kita sudah melaksanakan apa yang kita sampaikan tersebut. Karena Imam Hasan Al Banna tidak pernah menyampaikan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Karena seburuk-buruknya orang adalah orang yang mengajak dan memerintahkan orang lain dalam kebaikan sedangkan ia tidak melaksanakan apa yang ia perintahkan tersebut.
2. Takwin Baitul Muslim (Pembentukan Keluarga Muslim)
Sulit memang jika kita berdakwah dalam keluarga sendiri, tapi memang sebelum berdakwah kepada orang lain, maka kondisikan terlebih dahulu keluarga kita. Karena bagaimanapun keluarga kita adalah orang yang paling terdekat dengan kita. Sungguh sangat penting bagi kita juga dalam memilih pasangan hidup, kita harus dapat memilihnya yang sama dengan kita dan dapat diajak berdakwah. Seringkali tantangan kita dalam berdakwah adalah keluarga kita, karena begitu mudah berdakwah kepada orang lain sedangkan keluarga kita sendiri belum terkondisikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengkondisikan keluarga kita sebelum berdakwah kepada orang lain. Ini adalah tantangan bagi kita. Karena dakwah di keluarga memang tidak mudah, karena mereka yang tahu bagaimana kita sebenarnya, yang perlu dikuatkan disini adalah bagaimana kita dapat mayakinkan kepada mereka tentang apa yang kita ucapkan dan mempertanggungjawabkan.
3. Irsyadul Mujmata’ (Pembibingan Masyarakat)
Ukhuwah yang terbina jika masyarakat di sekitar kita sudah merasa nyaman dengan kita. Dengan ukhuwah tersebut, kita dapat melakukan bimbingan kepada masyarakat, dengan melakukan pendekatan kepada mereka, mendengarkan keluh kesahnya dengan seksama kemudian kita berikan solusi dengan bimbingan islam yang telah diajarkan. Bimbingan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan kita masuk dalam kehidupan mereka dan mencair dengan mereka dan kita yang mewarnai mereka bukan kita yang terwarnai. Dengan demikian, tentunya masyarakat akan merasa nyaman ketika berinteraksi dengan kita sehingga kitapun mudah masuk untuk memberikan bimbingan kepada mereka dan mudah untuk mengarahkan mereka.
4. Tahrirul Wathan (Pembebasan Tanah Air) Dari Setiap Penguasa Asing (Non Muslim)
Tanah air kita Indonesia berada dalam kondisi ini, secara pemerintahan sudah terbebas dari jajahan asing, namun belum merdeka di bidang-bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kita masih menganut system ekonomi liberal yang diadopsi dari Negara asing, serta produk yang beredar dalam masyarakat kita masih tunduk pada asing karena kebanyakan barang-barang yang kita pakai adalah bukan produksi Negara kita sendiri. Hutang kita kepada Negara asingpun masih banyak, sehingga berdampak signifikan terhadap system perekonomian kita saat ini sejak orba ditumbangkan. Aneh, padahal kita mempunyai kekayaan alam yang melimpah ruah, namun kita tidak mampu mengolahnya secara kreatif sehingga bahan mentah itu dijual ke asing dan setelah diolah menjadi barang jadi malah di ekspor kepada sang pemilik barang mentah ini, ya Indonesia! Barang yang kita jual dibeli kembali oleh kita dengan harga yang sangat mahal, ini adalah bentuk penjajahan secara ekonomi. Mungkin kita tidak menyadari, karena para penguasa sibuk mencari celah kosong untuk mendapatkan uang yang banyak dengan cara yang instan, ya betul sekali dengan korupsi. Korupsi sangat merajalela di Negara kita, sehingga kita mendapatkan peringkat kelima karena prestasi kita dalam bidang pengkorupsian uang Negara dinilai sangat mahir. Memalukan! Negara islami kok korupsi. Miris sekali melihat kondisi negeri kita sekarang. Kita ini sedang dijajah secara ekonomi namun pemerintah tidak menyadarinya, sampai sekarang masih saja tunduk pada penguasa asing untuk melakukan kerjasama. Awalnya saja kerjasama padahal kita sedang dimonopoli, bilangnya membantu padahal itu merupakan bagian monopoli mereka terhadap Negara kita. Tapi kenapa pemerintah Indonesia tidak sadar-sadar? Bego amat! Dalam hal ini, yang perlu diperbaiki adalah system ekonomi kita jangan menganut system ekonomi asing, karena sangat merugikan kita sendiri. Bukankan dalam islam sudah mengajarkan bahwa system riba itu haram, lantas kenapa masih tetap dilakukan. Itulah sebabnya kita perlu masuk dalam system tersebut supaya dapat merubah menjadi system islam yang bersih dari segala hal yang mengotori islam itu sendiri. Jika negeri ini dibangun dengan syariat islam maka tidak ada perusakan di segala lini karena yang kita anut berdasarkan apa yang diajarkan oleh Al Qur’an. Dari mulai masalah keluarga sampai masalah perekonomian pemerintahan sekalipun.
5. Ishlahul Hukumah (Perbaikan Keadaan Pemerintah) Sehingga Menjadi Pemerintahan Islam Yang Baik
Untuk dapat mewujudkan tahap ini, adalah dengan memperbaiki birokrat-birokrat yang dibawahnya terlebih dahulu kemudian baru jika sudah terkondisikan kita memperbaiki pemerintahan yang diatasnya. Kita dapat melakukan perbaikan dengan melakukan penolakan-penolakan terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan syariat islam dan tidak mendukung rakyat, kita harus tegas untuk menurunkan pemerintah yang dzalim tersebut. Saat ini Negara kita masih didominasi oleh kemodernitasan sehingga masyarakat enggan dan tidak mau mengurusi permasalahan Negara. Jarang sekali masyarakat yang kritis terhadap masalah negaranya karena telinga dan mata mereka ditutup oleh system globalisasi dan modernisasi.
6. Iqamatul Khilafah (Mengembalikan Tegaknya Kekuasaan Khilafah) Yang Telah Hilang Serta Mewujudkan Persatuan Yang Diimpi-Impikan Bersama
Siapapun sungguh sangat merindukan khilafah, karena ini adalah wujud dari kesempurnaan islam dan kejayaan islam kembali dimulai. Saat ini islam mengalami kemunduruan karena pemimpinnya yang tidak mendukung tegaknya izzah islam. Tanpa mengenal rasa takut, kita mesti bergerak untuk mewujudkan izzah islam dengan menyebut asma Allah. Tegakkan panji-panji islam untuk menumbangkan kedzaliman dengan menyatukan umat islam untuk mencapai tujuan kemenangan islam. Membuat perubahan di negeri ini untuk menegakkan kekuasaan khilafah. Bergerak untuk bersatu merapatkan barisan demi membebaskan negeri ini dari segala penindasan dan penguasaan asing. Menuju tegaknya izzah islam. Kami rindu khilafah itu tegak di muka bumi khususnya negeri kita Indonesia. Untuk mewujudkan mimpi ini adalah dengan merubah system pemerintahan dengan konsep islam yang telah diajarkan dalam kitab Al Qur’an.
7. Ustadziyatul ‘Alam (Penegakan Kepemimpinan Dunia) Dengan Penyebaran Dakwah Islam Di Seluruh Negeri
Jika kita sudah melewati dan berhasil menegakkan tahap sebelumnya maka kita dengan mudah mencapai tujuan ini yaitu penyebaran dakwah di seluruh negeri. Kami rindu tahap ini terlaksana. Mari bersatulah umat muslim seluruh dunia untuk menegakkan izzah islam.
(membina angkatan mujahid, sa’id hawwa, eara intermedia, hal : 164-166)

Konsep tarbiyah hasan al banna :
Untuk melaksanakan tahapan diatas maka seseorang itu perlu dibina. Oleh karena itu, konsep ini sungguh sangat penting dalam pergerakan dakwah kita. Manhaj At Takwin Wat Tarbiyah (konsep kaderisasi dan pembinaan). Dalam hal ini tarbiyah merupakan sebuah system sekaligus proses pendidikan, pembentukan, pembinaan, atau kaderisasi yang diwariskan Hasan Al Banna kepada generasi pengemban dakwah islam. Melalui takwin inilah kita dapat melahirkan kader muslim yang handal. Hasan Al Banna merupakan murabbi awal gerakan islam yang pada masa sekarang telah sukses menduplikasi dalam wujud generasi dakwah ikhwanul muslimin.
Konsep tarbiyah inilah yang nantinya akan membantu dalam proses pembentukan pribadi muslim tersebut seperti yang dijelaskan diatas. Dalam hal ini kita mempunyai sarana untuk membantu terwujudnya langkah ini. Kita dapat menyimpulkan bahwa konsep tarbiyah dan pembentukan karakter muslim itu sangat ada korelasi dan untuk mencapai semuanya kita perlu sarana yang mendukung. Sarana tersebut adalah suatu objek yang dapat membina dan membentuk kepribadian muslim menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sarana Pembentuk Pribadi Muslim :
1. Murabbi (pembinaan)
2. Manhaj (sistem)
3. Bi’ah shalihah (lingkungan yang sehat)
Serangkaian kegiatan tadi adalah jihad. Jihad itu harus dilandasi dengan iman yang kuat, Imam Hasan Al Banna memberikan slogan yang dapat dijadikan pedoman dalam berjihad.
Slogan Pedoman Dakwah Hasan Al Banna :
1. Allah Ghayatuna (Allah tujuan kami)
“Barang siapa mati, sedangkan ia belum pernah bereperang atau berniat untuk bereprang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”
Berdasarkan hadits Rasulullah diatas maka dapat kita simpulkan bahwa jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap sampai hari kiamat. Niat awal berjihad adalah karena adanya pengingkaran dalam hati, yang tujuan akhirnya adalah berperang di jalan Allah. Bentuk jihad itu bermacam-macam, yaitu dengan tulisan, tangan dan lisan yang benar terhadap penguasa tirani yang dzalim. Dakwah belum lengkap jika kita belum berjihad, itu ungkapan Hasan Al Banna. Oleh karena itu, jika kita ingin menyempurnakan perjalanan dakwah kita, maka berjihadlah semampu kita. Pengorbanan orang yang berjihad di jalanNYA akan ditebus dengan pahala yang nilainya berlipat-lipat di surgaNYA kelak. Hal ini sesuai dengan Firman Allah sebagai berikut:
“Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad.” (QS. Al Hajj:78)
Maka, kenapa kita masih ragu untuk berjihad di jalan Allah, sedangkan janji Allah itu pasti diberikan kepada hamba-hamba yang rela berkorban di jalanNYA.
2. Al Jihad Sabiluna (Al Jihad jalan kami)
Imam Hasan Al Banna telah mengisi hidupnya dengan kerja dakwah dan jihad di jalan Allah. Jihad harus dilandasi dengan Tadhhiyah (pengorbanan). Pengorbanan dalam hal ini bisa dalam bentuk jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan di dunia tanpa dilandasi dengan Tadhhiyah. Namun, kita seringkali mengartikan pengorbanan secara sempit, sehingga kita ragu untuk berkorban di jalanNYA, padahal janji Allah begitu nyata. Harus dibedakan disaat orang lain bersantai di rumah, sedangkan kita ikut dalam barisan aksi untuk membela keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta menegakkan syariat islam di muka bumi dengan meruntuhkan pemimpin tirani yang dzalim. Jika engkau masih ragu untuk berjihad dengan Tadhhiyah yang engkau miliki, maka tidak ingatkah engkau apa yang Allah firmankan sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka” (QS. At Taghabun:111)
Kesyahidan Imam Hasan Al Banna Rahimahullah telah menjadi inspirasi bagi kita kaum muslimin, bahwa dalam berjihad kita memerlukan Tadhhiyah yang kuat. Bangsa Indonesia juga punya kisah tersendiri sepanjang sejarah yang melukiskan pengorbana seorang Muhammad Toha dalam membela tanah air tercinta, Indonesia. Namanya juga diabadikan menjadi jalan besar di Kota Bandung. Beliau adalah seorang pelaku ‘Amaliyatul Istisyahd (Operasi Syahid) ketika beliau meledakkan gudang amunisi Belanda dengan kehancuran dirinya sekaligus didalamnya. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Bandung Lautan Api”. Kitapun tidak begitu saja tega mengatakan kalau kejadian tersebut adalah peristiwa bom bunuh diri. Darah para syuhada pada hakikatnya dapat menyuburkan tanah yang terkena siraman darahnya.
Sungguh sangat penting jika kitapun mengikuti jejak langkah mereka yang telah syahid di jalan Allah. Sehingga kita dikumpulkan bersama para Nabiyyin, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin. Lalu, apa lagi yang membuat kita ragu untuk pergi ke medan jihad, manakala medan jihad itu sangat nyata nampak di hadapan kita. Apakah kita lari dari semua masalah ini? Apa kamu tidak yakin akan janji Allah yang begitu nyata sebagaimana firmanNYA:
“Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka dianatar mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (QS. Al Ahzab:23)
Lalu masih ragukah kamu saat ini untuk melakukan jihad dengan Tadhhiyah? Siapkah untuk bertadhhiyah dijalanNYA? Apa yang kamu miliki sekarang semuanya akan kembali kepada pemilikNYA. Begitupun diri ini, harta kita, orangtua kita, apapun yang kita miliki semuanya akan kembali kepada Sang Pemilik. Apapun yang ada di dunia ini adalah titipan, jadi jangan kaget atau shock jika apa yang kita miliki diambil oleh pemilikNYA. Belajarlah dari tukang parker yang sering menerima titipan orang, dan bergembira disaat titipan itu diambil, dia tidak mengharapkan apa-apa karena dia tau barang yang dititipkannya itu adalah sementara. Begitupun dengan kita, untuk apa kita ragu untuk mengembalikan semua pinjaman kita kepada pemilikNYA. Sangat memalukan jika hati kita masih ada rasa ragu! Astaghfirullah…

PMB KAMMI

TULISAN INI DIBUAT PADA SAAT JADI TIM PMB KAMMI BANDUNG (JULI 2010)

Sudah dua jam yang lalu aku duduk didepan komputerku yang dibelikan orang tuaku sejak aku SMP dulu. Sambil kudengarkan lantunan ayat-ayat suci itu, begitu merdu dan indah membuat hatiku tenang. Tiga jam yang lalu aku baru saja sampai dari perjalanan yang lumayan melelahkan, unisba-upi. Sebenarnya jika sehat tidak begitu melelahkan dan membuatku sedikit lemas dan tidak bertenaga. Ini karena 2 malam kemarin waktu dan tenagaku dihabiskan untuk menyelesaikan target skripsiku. Sepulang workshop PMB kemaren dari katamso, aku tidak bisa tidur, karena fisikku panas dan menggigil, air wudhu yang biasanya dirasakan nikmat, malah membuatku tersiksa karena menggigil kedinginan. Sempat terpikir dalam hati, apakah ini tadzkirah yang diberikan Allah untukku karena aku kurang mensyukuri nikmat sehat itu. Sampai detik ini, kondisi fisikku masih sama seperti kemaren. Tapi skripsi ini harus selesai karena besok pagi harus bimbingan. Saat ini tubuhku mulai panas dan menggigil. Yang anehnya, penyakit ini datang pada waktu malam hari, dan siangpun biasa aja Cuma lemas saja. Saya mulai curiga jangan-jangan virus thipus itu kembali lagi. saya jadi teringat pas tahun 2008 pas masa-masanya saya ngurusin sekolah politik KAMMI UPI saya terkena penyakit itu, lumayan lama sekali sampai 2 minggu saya menghilang dari peradaban. Tapi walau dugaanku kuat, tapi saya berusaha untuk menghindari penyakit ini karena teringat amanah orangtuaku yaitu skripsiku dan amanah yang lainnya. Persetan dengan penyakit ini.
Kita beralih saja pada workshop PMB KAMMI yang dilaksanakan tanggal 3-4 juli 2010 kemaren dan sekarang. Banyak sekali yang perlu dipelajari dalam kehidupan ini, termasuk perjalanan dakwah ini. Begitu panjang dan terjal, begitu kuat godaan yang melintang. Banyak sekali yang saya dapat dari workshop ini. Begitu cerdas gagasan dan strategi kita dalam mempersiapkan diri menuju PMB, menjemput manusia-manusia yang cinta islam dengan membinanya menjadi manusia-manusia yang lebih mengenal Allah lebih dekat dan dengan pembinaan kita diajarkan untuk ikut serta dalam berdakwah di jalanNYA. Perjuangan ini masih belum berakhir, PMB menanti di depan kita tinggal kita mempersiapkan diri menuju kemenangan itu. kemenangan yang membawa kita dalam jihad dan ukhuwah itu menuju surgaNYA kelak. PMB segera menjelang, siapkan diri-diri kita untuk dapat merekrut kader sebanyak-banyaknya. Kader yang secara kuantitas dan kualitas itu mencapai target KAMMI. Membawa adik-adik kita kedalan rumah KAMMI, rumah kita yang disiapkan Allah mencetak kader-kader pemimpin bangsa yang bersih dan profesional. Allahu Akbar.. semangat terus wahai saudara-saudaraku di KAMMI kobarkan terus tadhhiyah antum menuju jihad di jalanNYA, karena sungguh kenikmatan di dunia hanya fatamorgana, yang nyata adalah kenikmatan di akhirat, lebih nikmat, lebih kekal.. subhanallah..

KENANGAN TERINDAH

”Ayang -ayang gung

Gung goongna rame

Menak Ki Mastanu

Nu jadi Wadana

Naha maneh kitu

Tukang olo-olo

Loba anu giruk

Ruket jeung Kumpeni

Niat jadi pangkat

Katon kagorengan

Ngantos Kanjeng Dalem

Lempa lempi lempong

Jalan ka Batawi ngemplong

Adu pipi jeung nu ompong”



lagu kenanganku bersama papah tercinta, sewaktu kecil sebelum tidur atau lagi kumpul2 biasa sering banget nyanyi itu. ama dede..sekarang yang sering nyanyi lagu itu sedang tidak berdaya tubuhnya, melawan sesuatu yang itu adalah ujiannya. saya yakin papah bisa melewatinya. maaf, belum bisa menjadi anak yang baik buatmu pah..

SANG PENYANYI YANG TAK BUTUH POPULARITAS

Nyanyiannya begitu menyentuh hati, siapapun yang mendengarnya bisa terenyuh, kecuali yang tidak mempunyai hati nurani. Yang kuingat dalam bait syairnya berbunyi “saya tidak pernah merasakan apa yang kalian rasakan, bisa sekolah dengan bebas, karena perceraian itu kehidupanku menjadi hancur, dan kehidupan jalananlah yang kini menjadi sahabatku”  nada dan syair yang jarang kudengar. Saya menyebutnya artis tanpa pamrih, karena dia menyanyi dengan tulus dan tidak mengharapkan banyak keinginan itu selain keadilan dan kebebasan. Sungguh tidak mempunyai hati nurani orang-orang birokrasi itu mengeluarkan kebijakan agar tidak memberikan sesuatu pada mereka, sungguh sangat tidak adil. Apakah orang birokrat itu bisa menjamin kehidupan yang layak bagi mereka. Setidaknya tempat tinggal untuk mereka, mereka yang layak diperhatikan malah dicampakkan malah dilupakan dengan adanya kebijakan itu. Tak sadar saat itu butiran bening itu keluar dari kelopak mataku, dan anak kecil itu masih melantunkan syair yang sama.
Tak ku gubris peraturan orang birokrasi itu. Ya, aku melanggarnya. Karena prinsipku, lakukanlah apa yang menurutmu baik. Mereka mencari nafkah dengan menyanyi, daripada mencuri lebih baik mencari rizqi yang lebih halal. Mungkin mereka kebingungan, menyanyi seperti itu dilarang, mencuri pun langsung masuk penjara, lalu apakah keadilan untuk rakyat itu masih untuk semua kalangan? BULSYIT dengan keadilan untuk semua kalangan, BULSYIT dengan UU Pasal 34 yang mengatur tentang anak yatim dan terlantar. Lalu buat apa kebijakan UU tersebut jika tidak dilaksanakan. Hanya untuk pemenangan pamor kekuasaan atau untuk mendapat simpati rakyat. Selamanya pembohong tetap pembohong. Indonesiaku, Indonesiaku, begitu terus sistemnya dari dahulu.
Sungguh tak adil pula jika para koruptor bisa bebas dan menghirup udara segar, sedangkan para anak-anak itu dibiarkan keadilan dan martabatnya terinjak-injak. Apakah keadilan itu hanya untuk kalangan elite saja, sungguh tidak manusiawi jika seperti itu halnya. Minimal kesejahteraan untuk mereka dapat memiliki tempat singgah atau rumah singgah yang layak. Saya jadi teringat seorang anak kecil di buah batu yang berkata “Teh, saya mau sekolah, kapan saya dimasukan ke sekolah?”  pertanyaan itu bagaikan bombardir bagiku. Saat itu saya hanya bisa menjawab “Sabar ya de..”
Waktu itu, saya mengadukan permasalahan tersebut kepada rekan saya yang menjadi kadept pengmasy kamda bandung. Namun, mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya hal ini kurang dimaksimalkan. Sekarang sudah hampir lima bulan lebih saya tidak ke Buah Batu, karena alasan tadi, waktu akhir pekan biasa untuk kegiatan akademik saya yang belum tuntas. Terakhir kali saya bertemu anak kecil yang sangat ingin sekolah itu, namanya andri. Dia dibuang oleh orangtuanya sejak kecil, padahal dia adalah keluarga mampu, itu cerita dari seorang pengasuh dia sejak bayi, saya lupa lagi namanya. Saya sangat berharap permasalahan ini segera dituntaskan, setuntas-tuntasnya. Kita juga mesti memperhatikan permasalahan ini secara serius, seperti layaknya kita menangani masalah korupsi dan isu lain. Sungguh, kebijakan pemerintah yang sungguh tidak adil. Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, seharusnya menawarkan solusi yang lain, minimal membantu secara materi, itu sangat membantu.
Saat ini sagat sedikit dan jarang yang masih peduli dengan keberadaan mereka, masih memandang sebelah kanan kedudukan mereka. Masih adakah yang peduli dan siap melayani “sang penyanyi kecilku” itu. Wallahualam, semoga bisa menjadi renungan bersama.

PLTSA DI AMBANG PENGESAHAN

TULISAN INI DIBUAT PADA SAAT MENJELANG KAJIAN PLTSA YANG DIADAKAN KP KAMMI BANDUNG 2010 (12 DESEMBER 2010)
 
Legalitas pengelolaan sampah
mantan Ketua DPRD kota Bandung, Drs. Husni Muttaqien mengatakan, payung hukum pengelolaan sampah sangat terkait dengan Perda K-3. Namun kendala yang dihadapi di lapangan adalah masalah implementasi  dari pelaksanaan Perda itu sendiri. Pemerintah wajib melakukan standarisasi pelayanan minimal bagi pengelolaan sampah kota. Standar ini diantaranya adalah sederhana, kongkrit, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip pengelolaan sampah yang harus dilakukan pemerintah kota meliputi empat faktor. Pertama temukan metode terbaik, kedua legalitas, evaluasi perda, ketiga pembiayaan APBD dan sharing pihak ketiga dan keempat adalah implementasi pendidikan paradigma masyarakat tentang pengelolaan sampah.
Terdapat banyak potensi dari sampah yang seandainya metode yang dipakai benar. Salah satu metode menanggulangi sampah adalah combustion atau pembakaran, potensi-potensi itu akan hilang menjadi panas, sedangkan kita tahu bahwa panas adalah proses pembuangan atau inefisiensi energi. Penanganan sebaiknya dimulai dari rumah dengan dijadikan kompos.Aktvitas recycling sampah plastik melibatkan banyak pihak dan memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dan belum terdata. Jika plastik ini dibakar, maka selain kita kehilangan nilai ekonomis yang tinggi, juga berpotensi tinggi untuk mencemari lingkungan dengan zat-zat yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, misalnya Dioxine, zat yang berpotensi memicu kanker.Rekomendasinya adalah agar bagaimana sampah yang ada di masyarakat dapat digunakan kembali untuk mengembalikan kondisi tanah yang saat ini sudah tidak subur lagi.
menurut Dr. Taufikurrahman, PLTSa adalah suatu tahap untuk mempercepat aliran energi, sedangkan dengan komposting adalah membantu siklus ekosistem yang lebih baik. Kebudayaan masyarakat harus diarahkan menjadikan sampah menjadi energi yang lebih baik. Dengan perbaikan ekosistem yang dilakukan akan lebih menguntungkan untuk jangka panjang.
saat ini, raperda itu akan disahkan dengan mengenyampingkan dampak untuk warga disekitar kota bandung. padahal raperda itu juga sangat bertentangan dengan undang-undang yang lainnya seperti Dalam UUD pasal 28, rakyat diberi hak untuk mendapat lingkungan yang sehat. Accountability dan Responsibility. Sampah adalah tanggung jawab pemerintah bukan masyarakat. Pendekatan intersektor, diatur pada setiap level dengan prioritas masing-masing.
dengan adanya pembangunan PLTSA, semua warga terkena dampaknya. yang sangat dikhawatirkan adalah gas beracun yang ditimbulkan oleh PLTSA (dioksin). Dioksin biasanya terbentuk dari pembakaran yang tidak sempurna. Efek dioksin bagi manusia bisa fatal. Saat ini pengukuran dan monitoring dioksin sangat mahal dan susah dilakukan. Para pakar lingkungan dan publik meragukan tingkat safety dari PLTSa ini.
Permasalahan lainnya adalah bahwa komponen utama (sekitar 60 sd 70 %) sampah di kota Bandung adalah sampah organik yang sebaiknya dijadikan sebagai kompos melalui proses composting. Proses composting dapat dilakuakan secara sederhana.sedangkan untuk mendirikan PLTSA ini, kita membutuhkan sampah anorganik. tidak memungkiri kita akan mengimpor sampah. mengerikan jika hal itu terjadi.
untuk itu, KAMMI DAERAH BANDUNG akan mengadakan aksi, besok: senin, 13 desember 2010 pukul 08.00 bertemppat di DPRD kota bandung. dan mengajukan 3 tuntutan:
1. tolak Raperda biaya pengelolaan sampah
2. menuntut DPRD dan Pemda Kota Bandung untuk membatalkan pendirian PLTSA
3. mendorong DPR dan pemda untuk mencanangkan progrAm composing untuk solusi penaggulangan masalah sampah di kota bandung
(sumber:dari berbagai sumber)